Kamis, 07 Oktober 2010

Luapan kemarahan alam sesmesta

Para dewan mengadangkan sidang di angkasa, betapa gawat bumi ini penuh dosa kecemburuan hati manusia yang penuh tamak
Alam mengibaskan mahluk paling kecil yaitu anak manusia yang tak pantas disayangan
Ombak laut dan gempa bumi menelan semua kejahatan
Jikalau ini nasib manusia yang tak patut hidup hanya merusak alam kediaman mereka
Alam pun, tak patuh pada manusia
Para dewa hanya menyaksikan kesusahan yang sudah terlanjur karena ulah manusia sendiri
Angin topan pun beriang-riang dalam pesta penghancuran alam sesmesta




Keperawanan wanita
Keperawanan wanita adalah bagian cinta seorang perempuan
Keperawanan wanita menghunuskan hati seorang pria
Naluri wanita penuh ketulusan oh ini nama musizat dari Tuhan
Terimakasih keperawanan wanita
Telah melahirkan aneka harapan cinta baru
Kesungguhan cinta seorang wanita
Muncul dalam dua detik ingatanku



Kemurkaan negeriku
Hati seorang pemimpin telah murka dalam sejarah
Rakyat hanya jadi madu dan menelan pil pahit
Korupsi sebuha kemurkaan yang biadab
Mati rasa lengan rakyat



Batik
Batik kahanan jiwa nenek moyang
Membatik banyak jejak-jejak dimasa lampau ditemukan
Ruas-ruas kehidupan yang unik dapat diljelajahi pada masa sekarang
Apa generasi bangsa menoleh ke belakang lewat membatik
Jangan risau dengan keagungan sebuah lukisan membatik


Kicauan burung
Saat pagi buta alam memberi suprises suara burung
Hatiku tenang , bak alam bersahabat akrab
Alangkah indahnya manusia melestarikannya
Oh Tuhan Engkau maha kaya
Kicauan burung ………
Alam semesta tak bisa ditandingi manusia
Alam selalu bersahaja
Irama kicauan burung beda denagan burung pelihara manusia


Pemerintah bodong


Begini hidup di negara haus keadilan, tawuran selalu naik darah
Luka maupun suka , wajah makin marah
Jabatan penuh bom-bom korupsi
Uang tak pernah malu
Pertengkaran dan suka mau sendiri makin menjerat lidah rakyat kecil
Segelintir pedang selalu taruhkan nyawa orang-orang kecil
Pikiran makin tajam, mata makin buta
Oh jangan negeriku …oh jangan negeriku rusuh
Kesejahteraan mengudik dalam pikiranku
Betapa maksiatnya , janji palsu meriak maling padaku
Sahabat-sahabatku ingin memejamkan mata sebentar susah
Oh rasa kikir selalu terngiang dalam hati dan batin orang kecil


Lentera
Saat aku belajar dan mengerjakan tugas-tugas sekolah di rumah , lentera mungil menemani aku

Lentera adalah sahabat aku saat untuk menggapai gerbang masa depanku

Ayahku tidak mampu membayar listrik, maka itu ayahku membeli lentera yang murah dan mungil

Sungguh luarbiasa jasanya, daripada teman-temanku yang mampu membeli listrik
Aku sangat terharu pada pengobarnan lentera mungil dan ayahku

Harapan nanti, lentera mungil adalah alat pacu aku tuk belajar lebih giat dalam membuka mata dunia bahwa aku bisa



Sahabat rajawali

Seandainya aku punya sahabat seperti rajawali
Betapa luar biasa aku

Ya aku memang aku bukan rajawali
Sahabat bukan musuh
Oh rajawali, kau sahabat paling gagah dan perkasa

Engkau maha tahu , jika aku berada dalam menjelajah
Engkau terbang tinggi , bak menyihir mataku yang terbatas
Jika aku dan negaraku seperti aku dan dirimu , mungkin negarakuku akan makmur dan damai
Kemiskinan akan menyingkir jauh-jauh
Oh sahabatku dalam impianku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar