Selasa, 22 Juni 2010

Jealous
Setiap insan manusia jealous pada Tuhan
Ah tak mungkin Tuhan
Tuhan tak pernah membayar jealaus pada kita
Ini perasaan kita saja
Betapa lucunya kita yang menularka dosa
Mengapa kita menggrutu perasaan pada Tuhan




Gado-gado penggangguran
Tiap sudut kota banyak preman
Inikah namanya keadilan bagi mereka
Oh preman frutasi dan kejam
Amarah mereka salah arah
Betapa besar jumlah mereka yang tak punya seper duit
Oh sahabat aku jangan lupa Tuhan
Sungguh kau lupa…..lupa pada jati dirimu manusia
Pekerjaan bak tambang emas yang susah di dapet
Secuil roti istana
Rejeki dari Tuhan
Menjadi rebutan manusia
Oh betapa sedihnya dan lapar
Setiap hari aku memakan secuil roti dari istan
Banyak orang ingin mengicipi secuil roti istana yang berharga






Tolak balada
Kisah ini sungguh memperpilukan hati dan jiwa
Bayangan dimadu wanita tinggal kenangan saja
Umur pun belum jadi sanggahan
Harapan pasti akan datang dan menjemput
Oh rasa tolak balada menjemput nadir
Wanita…..wanita sekeliling cahaya cinta yang tulus



Jam bertuah
Ah….. jam bertuah pemberian kakek tua itu
Dalam sejam hilang rasa rindu
Bulan- demi bulan tak seorang pun tahu asal jam bertuah
Oh berharganya jam ini atas jasa kakek tua
Tak bisa digadaikan oleh apapun terkecuali hati yang tulus





Perempuan semata wayah
Saat aku melihat kolonga jempatan , hadir perempuan semata wayah
Rasanya bagaikan waktu tak pernah putus
Oh betapa dia nista dalam sekejap waktu yang telah berdusta dia
Tak seorang pun lelaki yang meng hampiri dia kecuali aku yang butuh teman










Peristiwa yang kursial
Hanyutan dalam waktu sekejap mata, wakil rakyat melecehkan jabatan
Oh betapa nista rakyat
Sungguh tak terduga, para Rahwana menjadi-jadi
Hati rakyat lunglai, kehidupan memang harus berjalan dalam detik demi detik
Rayuan pilkada hanyalah buah manggis
Para petugas parlemen penuh uang kudis
Rakyat hanya ingin damai







Pupus
Itu hal yang mudah terjadi
Kelamnya dunia membuat hatiku pupus harapan
Tak ada jawaban dari langit
Surga pun tak bisa menyampaikan kabar yang terindah
Betapa pupusnya aku mewarnai dunia serba ketamakkan
Betapa bak kehilangan seorang yang dicintai





Jahanam
Oh wanita yang kucintai menuai jahanam
Hatiku dirobeknya
Tak ada yang ditinggalkan lagi
Habis sudah hartaku untuk dia
Racun yang berbisa di tularkannya
Oh …… betapaa jahanam
Wanita itu hanya sebagi perihasaan di hatiku saja









Laskar jalanan
Tak mengelak aku lahir ditengah bunga teratai
Giliran aku menapaki jalan-jalan ditengah kota panas terik
Hawa nafsu menacri makanan
Demi rintihan bertahun aku bertaruh nyawa
Sungguh penak pundakku daripada anggota DPR yang tidur dan berimpi untuk menyerang lawan
Hidup jalanan kaya akan pengalaman maknyus
Oh mbah Surip , tak kalah I love you full!!
Harta yang terpendam akan menuai hijrah kemerdekaan





Pesona alam Srikandi

Oh wonosobo, kau kulihat citramu sungguh pesona
Mengapa kau kau gendong alamu bak Srikandi menari-nari di depan mataku
Pendudukmu bagaikan padi sedang menuai
Wajahmu suringah , saat –saat engkau memuja kekayaan yang kau angkat derajat
Puluhan-puluhan ribaan selalu empati padamu
Srikandi saat disampingmu menyihir alam dan kekayaamu
Oh saat aku pergi, aku tetap mengingatmu





Jajanan Malioboro

Hidangan tumpah-ruha sepanjang malioboro
Aneka warna meramaikan pesta kemengan
Tak kusangka gudhe salah satu idam-idaman pengunjung
Oh para juragan makanan mempamerkan pada turis
Seandainya aku borong semua ,mungkin masuk MURI










Kasih Tuhan
Kawan kasih Tuhan itu lebih luas daripada lautan dan daratan
Kawan kembalilah padaNya
Dia sepadan dengan kita
Jika kita ridaui dalam perjalanan penuh serigala buas menghadang
Oh Tuhan Kau tak ingkar pada aku dan kawan hanya manusia penuh dosa
Dosa bak belantara yang pekak dan penuh duri-duri yang beracun
Oh Indahnya kasih Tuhan , bagaikan penawar yang sakit

Magelang
Kota penuh romatis
Kuingat hanya seorang wanita yang berhati tulus
Tak kukira mujizat dari Tuhan
Sahabat dan istri yang berhati mawar
Dalam keheningan , dia berkata jujur

































































Dian hening


Dian hening
Maafkan aku …
Oh dian namamu kusimpan dalam batin
Rasanya sudah lama aku ingin mencintai
Kok ingat pengalaman aku yang nakal itu dulu
Mungkin kau masih jengkel, Tuhan telah memaafkan dari mendiang ibu
Kau sesosok yang luar biasa
Jangan ragu ……. Lagi untuk mencintai aku seperti dulu
He………. kau cewek yang lumayan , aku
Cintamu dan cintaku akan bersatu jika Tuhan mengijinkan



Air mata
Turun dari tahta suci
Betapa aku rindu akan air kehidupan
Air mata sebuah kerinduan akan kebahagiaan
Tak seorang mengerti arti air mata
Jiwa orang tak seorang pun tidur akan air mata
Rasa galau akan hilang sekejap
Mentari menhunus jiwa yang rapuh




Pelangi masa muda
Jauh rasanya aku menggapai pelangi masa muda
Waktu terus berjalan hingga ahkir hayat
Ah .. tak mungkin pelangi masa muda memunggu lagi
Suasana indah tak terdengar di diriku
Kapan lagi kembali menghampiri diriku?





Syair hamparan puijian
Saat bergendagulana dengan syair
Semua riang gembira haluan
















Tehnologi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar