Kamis, 16 September 2010

5
Sayang seribu sayang

Sayang seribu sayang, ibu tiriku mencium cinta ayahku saja
Ayahku mau karena dia teman kencan dulu beda dengan para mantu
Oh Tuhan ini, sebuah pertanyaan bagiku?
Aku lebih indah tinggal sama ibu seorang pembantu, yang mengerti semua hal keluargaku
Saat ayahku mencintai ibu tiriku, aku terasa berguman
Aku punya ibu kandung atau punya ibu tiri , sama saja
Aku lebih mengamen di panti asuhan,aku cerdas memilih tujuanku
Aku sudah bosan tinggal sama keluarga, yang tak mendukunganku




Tawamu 3

Aku ingat saat dikau lewat rumahku
Aku malu sama kedua orang tuamu
Tawamu bak bulan purnama di belah menjadi dua
Tawamu , mengingatkan aku pada kisah sinderlela
Tawamu membuat hatiku gembira
Di hari minggu ,aku akan membuatmu terkejut
Oh ananda sayang, mengapa tawamu hanya tertuju padaku saja
Aku tak bisa membalas tawamu dengan apa-apa?





Liburan mudik

Bak orang-orang beria-ria pulang kampung
Dunia akan berrubah, kemacetan hala paling indah saat mudik
Uang hanya , barang bawaan
Keselamatan hanya nomor dua
Keluarga menunggu di sana
Wajah-wajah srumingah , menyulut jiwa pada asal- usul manusia
Tuntuntan dunia dilepas, sepanjang liburan mudik





Riwayatmu gus dur


Kau seorang tokoh tak pernah mengupat
Kau dengan guyonan kayak gitu repot!!
Oh gusdur seorang alim dan nyatri dalam kesedihan bangsa Indonesia
Amal dan lelucon mu tak pernah mati sepanjang masa
Harkat martabatmu, disanjung-sanjung oleh Tiong hoa


Kupat
Jangan mengupat di masyarakat
Wahai anggota DPR ingatlah kupat milik bangsa
Kau bangga mengupat janji-janji palsu
Kau tak tahu dosa mengupat rakyat
Mengupat itu dosa yang besar
Mari dalam Idul fitri zakatilah rakyat yang sakit ini
Ribuan butuh payung darimu itu, bukan janji palsu
Muhamad tidak menyuruh engkau mengupat palsu, untuk berdusta selamanya
Lihatlah dengan mata telanjang, di sekitar blok M
Berapa jumlahnya mereka yang rindu akan perut yang kenyang
Rakyat mau hidup lebih baik daripada merengek-rengek terus dalam kesakitan
Kearifkan bangsa , butuh jurdil dan tegas




1
Pulang kampung

Keramaian stasiun kereta api, pelabuhan, bandara udara dan mall
Banyak udik bersama kerabat, setahun dalam ingin bertemu sanak saudara
Berjubel-jubel menuju yang di tuju
Para calo pun ikut partipasi lebaran yang dalam setahun kita berjumpa
Uang ikut ber gocang sana kemari
Riak pulang kampung , ingat lontong opor masakkan orang tua dan mertua
Sukem adalah acara paling abdol rasanya, jika tak di rayakan dengan hati nan fitri
Lukadan suka bercampuran terharu, bunga- bunga saling memberi salam antar umat beragama
Baju baru, celana baru dan aksoris baru hal yang dikenakan dalam silaturohmi



Lebaran
Aku termenung dan sedih
Saat lebaran aku teringat ibuku , suka masak-masak aneka kue kesukaan keluarga
Aku ingin menangis dalam ingatkan aku sendiri
Kakakku sudah berkeluarga tak pernah kumpul seperti dulu
Aku cemburu sama tetanggaku masih lengkap , aku hanya menimati air putih sebagai sajian lebaran
Mungkinkah waktu akan kembali?
Aku anak paling bungsu, aku seoarng adik yang dulu di cintai kakaku
Aku bertanya? Mengapa hidup berubah
Aku memang seorang pencundang, yang tidak pantas berlebaran
Aku seorang penyamun tak punya kerjajan
Aku lebih baik di penjara tak mengenal keluarga
Aku sangat kesepihan
Riwayat hidupku , tak usah di tangisi oleh keluarga





Lebaran 1431h

Lautan umat muslim menghadap ke ka’bah
Seruhan Allah Akbar berkumandang sejak malam takbiran
Hati manusia merindukan dan minta ampun pada Tuhan maha esa
Jiwa berdosa menangis dalam perjalanan dunia fana
Oh Tuhan mengingatkan kita lewat aneka peristiwa terjadi
Disana Allah di puja
Rentetan peristiwa yang selalu membebankan jiwa manusia
Pada hari ini semua masalah yang ada di dunia , di lupakan dalam sejenak
Hari nan fitri , sungguh menggugah siapa saja yang memandang
Antar umat saling sukem dan bejabat tangan
Semoga Tuhan yang maha esa meridaukan






Seandainya semua umat manusia tak punya apa-apa


Seandainya seluruh umat manusia tak punya apa-apa
Kejahatan perut tidak akan mengeliat seperti ini
Sesama manusia tidak akan saling pendendam
Korupsi akan sirna
Hubungan akan lebih indah daripada di surga
Kerukunan akan tetap jaga, silahturohmi akan bersambung
Kemuliaan akan abadi, bumi akan tidak rapuh
Tuhan akan membarengi diri dalam bumi damai





Ke arifkan lepas kembali

Tutur kata , hengkang dalam benak rakyat
Rakyat dipuja, bak pahlawan siang bolong
Lukisan apa-pun jatuh dalam hitungan waktu saja
Duri-duri kemiskinan biar berserakkan dalam lima tahun menjabat
Hukum apa yang tak bisa tahan dalam lingkaran setan
Kebun bunga bangkung , tak menarik lagi dalam wajah pembohong
Kebodohan dalam luka maupun suka mengarang aturan kearifkan





Bondo nekat
Itu maklumat , tiap jam tak pernah lupa
Anak ingusan bisa meniru dari ajakkan
Jiwa bangsa ini sudah makin tenggelam reformasi busuk




Orang Jakarta

Betapa cerigis mereka,saat pulang kampung nanti
Mulut mereka melebarin bumi kehidupan
Sangka mereka sukses dalam kabar-kabari
Susah mulut mereka direm
Oh cerigis tak begitu aneh bagi mereka kaya akan uang haram
Mulut pun bekerja melanggar hukum dunia
Gossip alat transportasi yang mudah di andalkan

Jeruji kemiskinan 2

Tak hayal, pemilu sebagi ajang pengemisan
Para anggota dewan rakayat dan para pejabat lain, memita-minta anggaran dari rakyat
Banyak alasan , studi banding, bangun gedung dan lain-lain
Apakah ini sebuah mental yang tak lazim

Mencuri secara diam-diam?
Lupa akan kewajiban untuk melayani rakyat
Pantas saja!! Rakyat bak barang yang bisa di barang mati yang digadaikan
Suara rakyat mati
Mungkin negeriku selalu sayang pada kemiskinan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar