Kamis, 02 September 2010

Nasib

Tak peduli jaman jatuh dalam jurang kehidupan
Oh nasib apa yang kau lakukan dalam diri kami
Nasib bak badai tak menentu
Oh nasib, kau pegang hidup kami
Kau jatah kami hidup tak sempurna
Luka-luka kehidupan menebus keberutungan dan duka
Mata kami tak bisa melihat dikau nasib
Kami dibutakan kebrutalan badai kehidupan
Hati menyusuri nasib datang lalu pergi



Gayang Malaysia

Para TKI di anak tirikan
Para pelaku sejarah dunia ekonomi jatuh dalam serangan fajar
Luka-luka lama antara dua negara serumpun muncul tiba-tiba ditengah politik yang memanas
Sang Garuda mecurahkan isi hati pada adiknya
Beribu-ribu para penguasa Garuda tak kuasa berontak dalam sedetik
Aduh rasanya sudah mati dalam rasa ingin membunuh Garuda
Kediaman Garuda memanas , bak api muncul melihat sayap devisa dilucuti oleh negara tetangga
Rasa kedutaan Garuda di negara tetangga tak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa meratapi dan mengemis pada kedaulatan negara tetangga





Teman lama


Kita tak pernah bertemu
Siang bolong , dia menelpon aku
Mungkinkah ini sebuah kenyataan cinta
Harapan pasti ada
Saat waktu sore aku merenung arti sebuah telpon
Jaman pasti berubah, hati dan cinta mungkin abadi
Bunga mawar bermekaran kemabali pada musim ini
Aku masih menyimpan buku dari pemberianmu
Makin usia bertambah, makin dewasa memaknai hidup bercinta
Sepasang masih menyimpan kenangan yang tak pernah lupakan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar