Jumat, 13 Agustus 2010

Apa kata mereka?


Korupsi membumbung langit negeri ini
Kebakaran jenggot? Uang rakyat dihamburkan
Oh ini namanya hati buta ?
Masak gak bisa menjalankan pemerintahan?
Tiap kali borjouis di hotel berbintang lima?
Nafsu cium bangkai




Harap-harap cemas

Tiap detik hukum mengadili yang tak berdosa
Uang pun bisa bersuara
Hangat-hangat tai ayam , ada didekat anda
Musrik melingkar di leher anda
Mungkin mereka tidak percaya
Kursi bisa dibeli mana saja
Mental kebo juara kompentisi lari pagi





Hujan Ramadhan

Ah orang di DPR , orang-orang soleh
Mungkin mereka lupa, akan stempel kejahatan
Telinga kanan-kiri sama budeg
Soal nyuap-menyuap juaranya
Teroris bisa-bisa menuduh anda
Gurat-begulat ini naman ya jagoan neon
Bulan ramadhan pura-pura soleha
Lumpur makin penuh saja
Uang yang main dalam parsel
Hiiiiiiii…….. jangan nangis
Nanti rakyat iri
Bingkai dalam pelupuk mata





Toronto

Oh kekasihku, kau tumbuh dalam hutan-hutan beton
Oh Toronto, sunyi-senyap kau harus berbahagia
Kau megah dan meriah diantara lintang dunia
Saat aku menjamuimu, aku terpikat oleh gagasnmu
Kau bersahabat dan penuh sungai bermata belian
Lukisan biodatamu mewarnai, jejak-jejak kehidupan penuh surga dunia
Kehangatan rasanya disampingku, kau dambakan pariswisata didunia
Dalam ingatanku, Toronto kota mungil penuh keajaiban yang tak mengerti dari aku



Aksi puasa
Kejahatan akan sirna
Balas pudi manusia turun dari surga
Para malaekat turun dari tahtanya , melihat hirup pikuk manusia yang sombong
Aksi puasa sependam keinginan manusia berbahagia
Disana manusia menguci rapat-rapat nafsu yang liar
Tak sepadan harapan terang akan datang ke hati manusia
Jiwa penyesalan hanya bukan, sebatas ingatan sebulan lalu
Kain putih diletakkan di setiap kumandang sholat lima waktu





Haram wakil rakyat
Nafsu liar begulir tiap beganti masa duduk enak
Rasanya ingin gagah-gagahan
Uang pun bisa keluar sana-kemari
Riuk rakyat hanya kentut
Butir embun dan tidur disana
Omongan jadul jadi alasan saja
Yang terhormat wakil rakyat jelanta
Mengapa kau tak mau pusing-pusingi kami
Hanya anak buah , dapat bunga-bunga rupiah






Alasan katrok
Jutaan orang punya impian ini
Tipu-menipu sudah biasa
Bangkai santapan yang lebih penting
Mukrim atau tidak mukrim sama saja
Lidah bebuah buaya
Mandulnya cerdasnya orang pasar
Silet pun dia makan sepuasnya
Tak pernah puasa




Mumet
Oh mumet negeri ini
Rata-rata orang bilang mumet
Tak ada sebabnya, rajin sedakoh ama mumet
Apa ini keliru?
Rasa ingin sembuh tak ada gunanya
Oh takdir ..takdir sembuh aku dari mumet











Asmara pelangi

Merah,jingga, kuning,hijau, biru wajah pelangi
Nampak aneh dalam asmara pelangi
Orang boleh berkata muda!
Apa semudah itu
Asmara pelangi lebih tinggi,harapannya
Lukisan Tuhan itu telah dilukai manusia
Manusia tak punya harga diri
Jabatan pelangi , tak punya
Seandainya manusia seperti asmara pelangi
Mungkin setahun dunia akan damai dan, kejahatan akan tenggelam sendirinya
Jiwa asmara pelangi menapak diri dalam rasa ada




Waroeng rakyat


Tak terhempaskan dengan rencana dana gulana
Harapan hanya pada uang
Uang receh andalan bin salabin
Gas buang buang saja waktu saja
Perut keroncongan hal yang luar biasa




Srikandi Indonesia

Telapak tangan meminta dalam jamuan penjajah
Sang lelaki hanya diam saja
Espamsisasi wanita jatuh dalam yang ku duga sebelum
Kecemburuan menginjak sang Srikandi
Judi telah melaah harkat, martabat
Inikah nama sebuah kebenaran dan keadilan sejati
Siapa yang siap turun tangan ,tak seorangpun lelaki turun tangan
Cemooh di terima dengan uang kasih
Mana harga diri bangsa ini
Itukah penghargaan setinggi-tingginya
Musuh telah merasuki jiwa suci Srikandi







Musuh dalam fatwa Kemerdekaan

Tak surup nyala api memunaskan tujuan
Nista wakil rakyat tercurahkan dalam sangkar merah putih
Tanah lapang jadi tertindas
Luka baru bermunculan dalam sedetik perjuangan
Mawar merah putih menangis dalam dua windu
Uang dan gitar rakyat hangus dalam perjalanan panjang
Ku lukiskan bagaimana penjajah meneliti batas keadilan sepanjang kreta tak pernah berhenti
Teror terus dilancarkan dalam rudal-rudal kebusukkan







Anak hansip


Tunas keamanan menuaikan tugas-tugas kearifkan negara
Bibir-bibir patriot meluruskan strategi yang hangat di bincangkan
Khalayak sang prajurit membidik satu kata dan kemajemukkan
Betapa berang cinta akan negeri ini seribu bahasa, akan bela rasa
Petuah dari negeri sebrang, tak berani dalam perang negeri ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar