Kamis, 19 Agustus 2010

Jejak- jejak prokamator ke 65

Merdeka!!!!!
Tak urung pemimpim pemuda menapak tilas kehidupan berbibawa
Rakyat menanti dalam waktu yang pendek
Harga sembako menggiring kehidupan rakyat dalam kemiskinan
Dimana-mana jutaan tabung gas 3kg mengembom di telinga kita
Korupsi terbit saat-saat Indonesia merdeka

Jejak-jejak prokamator luntur dari sabang sampai marauke
Apa kita sanggahkan kemedekaan dalam simbolisasi tujuh belasan agustus
Kerukunan antar umat beragama dibom oleh teror yang tidak berkempentingan
Utang-utang negara tak bisa terelakkan jejak-jejak prokamator 65

Usia kemerdekaan NKRI 65 tahun telah di isukkan kekayaan pejabat pemerintah

Oh bung Karno dan bung Hatta , kami cucu kemerdekaan menangis dalam dunia cukup sulit


















Bung Karno dan bung Hatta

Kau ibarat tumbal kemerdekaan
Jiwa beliau hangat dalam bulan-bulan ini
Naluri bangsa Indonesia tidak bisa di tinggalkan oleh beliau
Karena beliau Indonesia bisa mengarungi samudra kehidupan
Sungguh Tuhan menguji kehidupan beliau yang ikhlas lahir batin
Pancasila beliau sanggahkan dalam panutan dasar negara




Taufik Ismail

Sajak-sajaknya mengema dalam batin dan telinga masyarakat Indonesia
Engkau mengenal akal budi dan jiwa bangsa kami
Kau seorang pejuang sejati
Kau bangun pondasi-pondasi sastra dan bahasa Indonesia
Alur sastramu menuntun kami untuk berbudi pekerti dan biar kami bangga dalam sejenak
Engkau adalah tokoh kaya akan hasrat padamu negeri Indonesia
Dunia dan bangsa kami bangga karenamu



Merah putih

Tak asing bagi kami bangsa Indonesia
Tak jarang KKN mencoreng namamu yang harum itu
Darah dan jiwa menyatu dalam binekaaan
Kau sering menangis karena ulah anak-anak negeri yang memalukkan namamu di dunia Internasional
Harta paling berharga sampai ahkir hayat kami
Dimana kami perpijak dalam bumi, kami pasti ingat padamu
Oh merah putih dalam kesakitaan yang parah
Kau tak tega wilayah kami bangsa Indonesia di injak-injak oleh bangsa lain
Merah –putih ……. Merah putih dirgarhayu NKRI



Veteran perang

Oh jasamu aku kagumi dan lanjutkan sampai darah penghabisan
Bila aku ingkar janji mempertahankan warisan darimu , aku patut kau cundangi
Tak kusangka engkau berjuang demi bahagia kami semua
Kau tak pamrih pada aku anak muda yang kreasi luar biasa
Masa tuamu hanya menikmati cucu berkehidupan sejahtera
Tumpah darahmu , tak bisa diucapkan serapah
Maafkan aku, jika sering mempilukan jasamu ini






Sepatu sekolah ibuku

Aku teringat cerita mediang ibu, ibu dulu punya sepatu suka manganga
Hatiku mendengarkan cerita itu, aku bersyukur dari ibuku dulu
Oh betapa susahnya kehidupan masa kecil ibu, sekarang aku enak
Sesuka aku bisa minta orang tuaku, oh mungkin jaman sudah berubah
Aku kasihan pada cerita itu, apakah yang dilakukan kakakku untuk ibu jika masih hidup sekarang?


Ibu berkata “ kakek dan nenekmu tidak punya uang untuk membeli sepatu?, oh betapa duka masa-masa itu. Aku terpukul dengan kenyataan sekarang jika jaman harga pasti, berubah-ubah. Kemerdekaan mana yang dipilih orang dari jaman ke jaman?
Mungkin anak-anak sekarang kurang risaunya jaman. Dimana-mana sekarang KKN buat virus?
Alangkah generasi muda seperti aku harus memberi upeti pada bangsa dan negara.
Itu yang diinginkan orang-orang kuno.








Rajin bolos

Wasiat datang dari mana?
Muka kebal uang korupsi
Ini wajah negeriku yang luhur namanya
Alih-alih mencurahkan pada gaji tinggi
Suhu laporan panas, tak membangunkan bangsa yang merdeka dan berani
Hajatan uang rakyat jadi sasaran
Namun kesal rakyat, mereka tak tahu diri
Oh rajin blolos di depan hukum sebuah kewajiban yang berarti pada negara dan bangsa



Mulut buaya

Miskin otak, mulut jadi target disiplin
Gatal-gatal duduk di kursi nomor satu
Mulut buaya mengeluarkan kata arif binti ramadhan
Parsel bin ajaib di terima lapang dada
Capek itu cukup alasan bermulut buaya
Bisik –bisik gandeng keadilan jaksa dan polisi
Bukankah itu mulut buaya merdeka empat lima
Bila eskutor undang-undang , mandul hukum
Mimpi rakyat hanya barang yang ketinggalan
Comberan saja bisa ngomong diluar hukum





Larunglah laramu

Jangan kau simpan unek-unekmu yang penuh racun itu
Wahai kawan larunglah laramu dalam bersahabat kita
Oh jangan lupa berdoa , bila unek-unekmu menyakitimu
Larunglah kawan unekmu dalam luasnya samudra alam sesmesta
Bibit berbahaya dalam dirimu bisa tumbuh dalam seribu alasan
Segera kawan pergi di tengah-tengah samudra yang bersahabat
Yang aku mau engkau , tak tertimpa dirimu sendiri
Deras bahaya ada dalam dirimu sendiri


Pasang surut nasionalis

Malaysia nembak : dar dur duer!!
Telinga anak bangsa tercenggh dalam deru badai kapitalis
Bulan agustus bulan penuh rahmat
Sang negeri berbangga akan usia yang tak muda lagi
Sahaya dalam ucapan hanya meringis ekonomi kemiskinan saja
Jutaan pulau dan jutaan rakyat menjerit dalam keseharian
Aku rakyat Indonesia, jatuh tertatih dalam ranjau yang tak terpecahkan



Langkah haram

Anak bangsa praktek korupsi dan membeli hukum dalam rumah sendiri
Segampang mengambil citul dalam perahu layar
Mata angin tak menampakan diri
Mungkin sebuah ironis yang meluntuhkan pengikutnya
Ini najis dan haram hukumnya
Ruwatan agutusan hanya angin lalu saja
Impian kearifkan hanya ingusan saja




Mata hukum

Hukum bagi orang kecil buta akan keadilan
Sepucuk perintah , melayangkan jiwa tak berdosa
Hakim juga manusia yang bodoh
Alam sesmesta tak ingkar janji pada manusia
Bibir penegak hukum adalah uang haram




Pish men !!!

Jangan berbuat sok arif
Luka lama masih tak kunjung sembuh
Tak ada obatnya
Batin menagih harapanmu
Amarah bak api membakar andalan
Jangan muteri balok es di siang yang panas

Uang aja main sogok-sogokkan
Peluru pun tak berani beradu
Mayat orang kecil itu biasa
Musuh mereka jabatan banyolan







Wong gemblung

President direkturku wong gemblung
Sok main panas ditengah jalan orang berburuh
Upah seupil jamannya, kampanye anti markus
Lambe mirip embel-embel dalam maju perang Irak
Dasi terbuat sampah plastik warna-warni
Baju koko ngaku-ngaku kaji bin ti arab saudi
Ente bilang , haji mabur uang rakyat
Doktor, S2,S1 itu munafik
Ya takwa sobo kruptor toh!!
Bangsa kaji tak pernah lumrah rejeki mindes wong cilik
Makan seperti ayam suka ceker-ceker di tanah wong cilik








Kasep disambangi

Duit nyambangi sing keliru
Jodoh atau ora jodoh duit di sambangi ora stressno
Pemilu , pasar murah-murah lambe
Kentus nyogo jabatan telu kali
Yen ganggur, aja bencong di rumah rakyat
Siji , loro , telu sami mawon toh!! Urip ora adem banget
Cacing kepanasan ato caci maki duwe Gusti
Manungsa sahaya edan
Ati rakyat dijorke wae
Apa-apa mundak kepisan
Durung wisata ning luar negeri triliunan




Kasih pemimpin tak sampai

Dagelan politik tiap jam tiarapkan berita memusingkan
Anak muda pandai bermain ayunan KKN
Lukisan hajatan orang banyak hanya, angin lalu
Negeri yang bodoh maunya dirayu garong-garong politik
Maksiat selalu ada, setali tiga uang rakyat di habisin
Insan orang kecil , tak pernah kecandu harta rakyat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar