Cinmon < cinta monyet>
Cinta anak-anak punya imagine sendiri
Curahan anak kepada sahabatnya
Jejak cinta monyet punya makan dalam kehidupan nanti
Oh rasanya kangen dalam nasubari ku kecil dan polos
Air mata dan tertawa memperkaya cinta monyet
Hidup air
Setetes air dari tanah suci
Keluar bawa kesegeran
Kebahagian bagi empunya
Harapan kehidupan
Air dari pegunungan tinggi
Menuju ke samudra raya sanggupkah
Ratusan kilo di tempuh
Batu padas dan kerikil tajam dilalui sampah kotor dan bau dibawanya
Tubuh jadi dekil tak berupa
Dia harus melewati lika-liku
Pengembaraan dan perjalanna demi satu tujuan,
Menyambut sang Terang( Bagaskara)
Menanti pencerahan
Mengharapkan penyucian
Terangkat menuju ke awan
Kembali ke pegunungan suci
Anggan 290100
Selasa, 31 Agustus 2010
Senin, 30 Agustus 2010
Senyawa yang berbeda
Dua cincin yang berbeda menyatu dalam nasubari alam sesmesta
Nafsu cinta tak bisa dipisahkan dalam hati berdua
Ulur tangan cipta semesta menopang cinta tak nodai nista api neraka
Karma manusia, mengeluk-elukkan harapan surga abadi
Sang ratu bidadari turun dan menjemput perjaka tua di bumi
Oh betapa agungnya cinta murni turun dalam bulan purnama malam suro
Gendang dan gamelan beriak-riak menyambut bidadari yang turun ke bumi
Angin topan dan badai bak kain sultra yang putih, menyerukan wajah kemengan cinta dari dosa dusta
Sorban perjaka melekatkan cinta bidadari yang turun
Khayangan melintasi awan putih bak pesta pernikahan senyaw yang berbeda
Perantau yang susah payah
Kaki bumi , kau telanjangi dengan mata manusia
Langit terbentang luas kau tak hiraukan sampai hayatmu
Kau menari-nari dipadasnya kulitbumi
Sahaya bermimpi engkau penguasa dari segala penguasa
Bayang panas dingin , kau singgahi dengan gembira dan gemita cahaya hati nuranimu
Tajam batinmu mengukur betapa luasnya bumi
Jari-jari intuisimu melupakan segalanya
Taksirrmu melebihi yang ada
Khayangan gemita
Para pendita bersembah sujud pada empunya
Kemenyan kehidupan meluap diatas persembahan
Hanya aroma doa berduyun dalam khimatan
Jiwa dan roh-roh suci bersukaria atas doa-doanya
Irama kecapi dan alunan syukur meramaikan harapan yang dulu duka
Tak seorang pun tahu jalan kesana, dalam persembunyian dari dunia manusia serahkah dan duka
Batu nisan
Seorang anak tiri yang tinggal di bumi
Acap kali orang menatap itu
Hayat siapa yang tahu?
Memang itu indah?
Drajat orang turun dari kemilau kehidupan fana
Tak seorang pun lepas ikata dari batu nisan yang mulia di bumi
Api pun tak bisa menyatapnya
Dua cincin yang berbeda menyatu dalam nasubari alam sesmesta
Nafsu cinta tak bisa dipisahkan dalam hati berdua
Ulur tangan cipta semesta menopang cinta tak nodai nista api neraka
Karma manusia, mengeluk-elukkan harapan surga abadi
Sang ratu bidadari turun dan menjemput perjaka tua di bumi
Oh betapa agungnya cinta murni turun dalam bulan purnama malam suro
Gendang dan gamelan beriak-riak menyambut bidadari yang turun ke bumi
Angin topan dan badai bak kain sultra yang putih, menyerukan wajah kemengan cinta dari dosa dusta
Sorban perjaka melekatkan cinta bidadari yang turun
Khayangan melintasi awan putih bak pesta pernikahan senyaw yang berbeda
Perantau yang susah payah
Kaki bumi , kau telanjangi dengan mata manusia
Langit terbentang luas kau tak hiraukan sampai hayatmu
Kau menari-nari dipadasnya kulitbumi
Sahaya bermimpi engkau penguasa dari segala penguasa
Bayang panas dingin , kau singgahi dengan gembira dan gemita cahaya hati nuranimu
Tajam batinmu mengukur betapa luasnya bumi
Jari-jari intuisimu melupakan segalanya
Taksirrmu melebihi yang ada
Khayangan gemita
Para pendita bersembah sujud pada empunya
Kemenyan kehidupan meluap diatas persembahan
Hanya aroma doa berduyun dalam khimatan
Jiwa dan roh-roh suci bersukaria atas doa-doanya
Irama kecapi dan alunan syukur meramaikan harapan yang dulu duka
Tak seorang pun tahu jalan kesana, dalam persembunyian dari dunia manusia serahkah dan duka
Batu nisan
Seorang anak tiri yang tinggal di bumi
Acap kali orang menatap itu
Hayat siapa yang tahu?
Memang itu indah?
Drajat orang turun dari kemilau kehidupan fana
Tak seorang pun lepas ikata dari batu nisan yang mulia di bumi
Api pun tak bisa menyatapnya
Minggu, 29 Agustus 2010
Iman
Seraya orang berpandai , dia seorang beriman tapi, tak punya jiwa jujur
Langit tak merestuinya, bayangan orang itu uang sumber segalanya
Aku pembohong besar, rakyatku mati kelaparan
Aku bandar korupsi beriman pada Tuhan
Ina ilahi….. wau inailahi bangsaku biara bergitu
Aku suka cemburu pada milik orang lain dan nipu hak orang lain
Tuhan tak perlu pada hujannya barang di bumi, sekalipun dia maha esa
Manusia kadang, ditipu diri sendiri atau mau kena tipu piagam Tuhan
Tuhan aja tidak punya piagam yang dalam pikiran manusia
Badai kematian manusia , tidak pernah disadari walaupun , pura-pura suci dalam bulan Ramadhan
Ufuk mentari tidak menghitung amal bakti manusia yang sok beriman itu
Wajah manusia murung dalam penjara sendiri
Perampok
Oh perut aku merampok demimu
Perut kau selalu mengkalahkan segalanya dan cerdik dalam merampok
Perampok bukan saja di daerah , tetapi gedung rakyat sudah bertahun merampok dan membajak harta rakyat
Perampok masih nalar manusia, kalau korupsi berjemaah itu bukan nalar manusia
Setan pun berbuat andil
Jangan menggunakkan alasan gedung miring atau rumah apresiasi , merampok secara diam-diam
Tiap hari rakyat cemburu , ulah perampok revidiwis sejak oder baru menjalar sampai sekarang
Perut lamis penyebabnya, tiada hari perut mengupat saja
Gempa korupsi
Harga-harga sembako meroket, utang negara makin diatas batas nalar
Dimana-mana terjadi perampokkan
Meluntuhkan rasa persatuan antar kelompok
Cemburu sosial makin terasa dimana-mana
Perut antar pejabat beradu isu-isu yang tak memuaskan
Mata rakyat sayup-sayup di tengah gempa korupsi
Walaupun ada bulan Ramadhan dan hari Proklamasi tak bisa membantunya
Inikah nama Surga yang ada di Indonesia
Tukang becak, tukang koran, tukang angkot dan semuanya merasakan gempa korupsi
Malaysia sang pengamat ingin mendadu rasanya di negara namanya”INDONESIA MERDEKA”
Urat-urat nadi menepis harapan lebih sejahtera, tak ada angin segar membawa kehidupan lebih baik
BBM= bantuan banyak mulut
Mudik
Berudik dalam setahun,
Apakah manusia ingat akan mudik abadi?
Mudik itu harus membawa hati yang sabar dan penuh keimaan,
Rayakan mudik dengan tak pernah cemburu pada siapapun?
Setiap manusia akan mudik ke rumah Tuhan
Aku terenyah, tiap tahun aku ingin mudik ke sana
Aliran kasih membawa aku mudik dengan hati cermelang
Oh rindu dengan mudik abadi, manakala setiap orang kangen sama saudara-saudara kampung
Itu kado istimewa bagi aku, jangan berlarut-latut dalam jalur mudik
Puasa
Lapar yang nikmat, ranjau yang nikmat harus kita sudahi
Lihat yang miskin bertahun lapar krisis ekonomi
Jangan risau atau ngigau dalam hari-hari ini
Cemburulah dan tanyakan dirimu pada Allah maha besar
Berpuasa dan bersedekah pada Dia Maha Tinggi
Berdoalah bila dosa mengusik-usik pikiranmu sekejap dalam dunia fana ini
Oh puasa …. Oh puasa .. rahmat yang paling nikmat
Nafsu akan tawar dalam diri manusia kerdil
Enggan
Pemimpinku enggan turun tahta
Siapa yang mengalah?
Mengapa rakyat mengemis dalam hari yang kelam
Penumpang enggan menyapa para pengamen dan pengemis
Perjalanan jauh di mata hati
Tak tau sirna matahari enggan turun dari kaki langit
Kebahagian , tak bisa ter curahkan
Seraya orang berpandai , dia seorang beriman tapi, tak punya jiwa jujur
Langit tak merestuinya, bayangan orang itu uang sumber segalanya
Aku pembohong besar, rakyatku mati kelaparan
Aku bandar korupsi beriman pada Tuhan
Ina ilahi….. wau inailahi bangsaku biara bergitu
Aku suka cemburu pada milik orang lain dan nipu hak orang lain
Tuhan tak perlu pada hujannya barang di bumi, sekalipun dia maha esa
Manusia kadang, ditipu diri sendiri atau mau kena tipu piagam Tuhan
Tuhan aja tidak punya piagam yang dalam pikiran manusia
Badai kematian manusia , tidak pernah disadari walaupun , pura-pura suci dalam bulan Ramadhan
Ufuk mentari tidak menghitung amal bakti manusia yang sok beriman itu
Wajah manusia murung dalam penjara sendiri
Perampok
Oh perut aku merampok demimu
Perut kau selalu mengkalahkan segalanya dan cerdik dalam merampok
Perampok bukan saja di daerah , tetapi gedung rakyat sudah bertahun merampok dan membajak harta rakyat
Perampok masih nalar manusia, kalau korupsi berjemaah itu bukan nalar manusia
Setan pun berbuat andil
Jangan menggunakkan alasan gedung miring atau rumah apresiasi , merampok secara diam-diam
Tiap hari rakyat cemburu , ulah perampok revidiwis sejak oder baru menjalar sampai sekarang
Perut lamis penyebabnya, tiada hari perut mengupat saja
Gempa korupsi
Harga-harga sembako meroket, utang negara makin diatas batas nalar
Dimana-mana terjadi perampokkan
Meluntuhkan rasa persatuan antar kelompok
Cemburu sosial makin terasa dimana-mana
Perut antar pejabat beradu isu-isu yang tak memuaskan
Mata rakyat sayup-sayup di tengah gempa korupsi
Walaupun ada bulan Ramadhan dan hari Proklamasi tak bisa membantunya
Inikah nama Surga yang ada di Indonesia
Tukang becak, tukang koran, tukang angkot dan semuanya merasakan gempa korupsi
Malaysia sang pengamat ingin mendadu rasanya di negara namanya”INDONESIA MERDEKA”
Urat-urat nadi menepis harapan lebih sejahtera, tak ada angin segar membawa kehidupan lebih baik
BBM= bantuan banyak mulut
Mudik
Berudik dalam setahun,
Apakah manusia ingat akan mudik abadi?
Mudik itu harus membawa hati yang sabar dan penuh keimaan,
Rayakan mudik dengan tak pernah cemburu pada siapapun?
Setiap manusia akan mudik ke rumah Tuhan
Aku terenyah, tiap tahun aku ingin mudik ke sana
Aliran kasih membawa aku mudik dengan hati cermelang
Oh rindu dengan mudik abadi, manakala setiap orang kangen sama saudara-saudara kampung
Itu kado istimewa bagi aku, jangan berlarut-latut dalam jalur mudik
Puasa
Lapar yang nikmat, ranjau yang nikmat harus kita sudahi
Lihat yang miskin bertahun lapar krisis ekonomi
Jangan risau atau ngigau dalam hari-hari ini
Cemburulah dan tanyakan dirimu pada Allah maha besar
Berpuasa dan bersedekah pada Dia Maha Tinggi
Berdoalah bila dosa mengusik-usik pikiranmu sekejap dalam dunia fana ini
Oh puasa …. Oh puasa .. rahmat yang paling nikmat
Nafsu akan tawar dalam diri manusia kerdil
Enggan
Pemimpinku enggan turun tahta
Siapa yang mengalah?
Mengapa rakyat mengemis dalam hari yang kelam
Penumpang enggan menyapa para pengamen dan pengemis
Perjalanan jauh di mata hati
Tak tau sirna matahari enggan turun dari kaki langit
Kebahagian , tak bisa ter curahkan
Rabu, 25 Agustus 2010
Kemerdekaan rakyat kecil
Bak bunglon saja, cara cerdas menguliti janji-janji palsu
Uang hanya tipuan saja, tak bisa mengakat kehidupan bak istana presiden
Sang sinden hanya jadi kambing hitam, para pengikutnya berjudi dalam napas kemerdekaan.
Segalanya kebutuhan, rasa madu bagi mereka, tetapi kok rakyat ngiler dan mimpi-mimpi saja
Sejarah mencetak negeri impian kita, penuh korupsi alias sampah
Ucapan boleh serapah, tangan rakyat jangan jadi alasan atau tumbal kemewahan
Uruk waktu, jadi mebendakan rakyat
Oh aku seorang rakyat mendoakan mereka rakus seperti kebun binatang
Bonbin saja terlantar, semua hewan mati kelaparan dan kesakitan
Kewan atau manusia
Sekarang manusia modren alih-alih jabatan kewan
Rumah rakyat jadi rimba” kewan”
Jer basuki mawa bea itu larangan yang masiat bagi seorang pejabat
Sah-sah saja orang bilang aku kewan alias kemewahan KKN
Piye-piye jal !!!!!
Oh kewan kau pantas suka segelem dewe , jangan sebut mereka manusia
Anak muda
Usia ku 17 tahun
Aku sering Thr ke sahabat-sahabat
Aku punya sejuta impian sebentang antara garis lintang 140” sampai garis bujur250”
Anehnya aku suka gandulin cewek-cewek di sembarang tempat
Ah ini tajuk rencana yang tak bisa di sepelekan dalam agenda Barack Obama
Wes….hewessss balas anginne
Perjaka duda
Apakah ini salah?
Tak siapapun bernasif seperti ini
Hilanganya aroma istri , tuntuntan kerja aku lakono harmoni
Jiwa perjaka berduda , tak ada nasihat untuk melawan takdir
Rasio manusia pendek
Alam pun ingin melintasi kehidupan suami –istri yang hilang di alam berbeda
Bak bunglon saja, cara cerdas menguliti janji-janji palsu
Uang hanya tipuan saja, tak bisa mengakat kehidupan bak istana presiden
Sang sinden hanya jadi kambing hitam, para pengikutnya berjudi dalam napas kemerdekaan.
Segalanya kebutuhan, rasa madu bagi mereka, tetapi kok rakyat ngiler dan mimpi-mimpi saja
Sejarah mencetak negeri impian kita, penuh korupsi alias sampah
Ucapan boleh serapah, tangan rakyat jangan jadi alasan atau tumbal kemewahan
Uruk waktu, jadi mebendakan rakyat
Oh aku seorang rakyat mendoakan mereka rakus seperti kebun binatang
Bonbin saja terlantar, semua hewan mati kelaparan dan kesakitan
Kewan atau manusia
Sekarang manusia modren alih-alih jabatan kewan
Rumah rakyat jadi rimba” kewan”
Jer basuki mawa bea itu larangan yang masiat bagi seorang pejabat
Sah-sah saja orang bilang aku kewan alias kemewahan KKN
Piye-piye jal !!!!!
Oh kewan kau pantas suka segelem dewe , jangan sebut mereka manusia
Anak muda
Usia ku 17 tahun
Aku sering Thr ke sahabat-sahabat
Aku punya sejuta impian sebentang antara garis lintang 140” sampai garis bujur250”
Anehnya aku suka gandulin cewek-cewek di sembarang tempat
Ah ini tajuk rencana yang tak bisa di sepelekan dalam agenda Barack Obama
Wes….hewessss balas anginne
Perjaka duda
Apakah ini salah?
Tak siapapun bernasif seperti ini
Hilanganya aroma istri , tuntuntan kerja aku lakono harmoni
Jiwa perjaka berduda , tak ada nasihat untuk melawan takdir
Rasio manusia pendek
Alam pun ingin melintasi kehidupan suami –istri yang hilang di alam berbeda
Minggu, 22 Agustus 2010
Merpati tak sampai
Hukum kehidupan punya nyali sama pencuri keadilan
Kasih merpati seputih harapan tak berjudi
Oh nasib mennggulingkan semua kenyataan dalam penjajahan
Lukisan tangisan rakyat itu hal yang biasa saja
Aku tercengan pada langit biru waktu wajar tiba
Rasa iba ter gambarkan oleh rintihan mereka
Tisu putih keadilan
Oh Tuhan mengapa Engkau melukiskan dan me kotorkan tisu keadilan
Riwayat tisu keadialan jatuh dalam tangan musuh
Betapa kebocoran sifat munafik meluber sampai ke tisu keadialan
Tak semua orang peduli akan kesucian tisu putih keadilan dalam comberan korupsi anak bangsa keadilan
Dalam doa perjalananku sendiri Tuhan, merencanakan hayat bangsa dalam bunga-bunga kebahagian dan damai
Pemimpin membisu
Antek –antek korupsi lepas begitu saja
Ufuk kpk hanya embun bagi bangsa ini yang sudah merdeka
Oh kau pemimpin kau bimbang pada kewajiban ini
Buih-buih kelaparan penghuni orang tak berdosa
Paris
Oh paris, lukisan dunia dan megah gemita
Buih keindahan dan mahal di sandra disana
Tak ikhlas , jika aku menurun impianku kesana
Butir lampu bak, dipuja dalam keajaiban lovester
Kilang-kilang dolars memuja warga dunia dalam malam sejuta imagnie
Wahana karunia membawa alam aneh
Bibir dan hati tak bisa berkata-kata
Hanya ada kebahagian mungil dan hanya Satu dalam ingatan sejenak
Tangisan luka
Aku pupus dalam perjalanan menuju Roma
Sahaya aku berdoa dalam luka-luka bertubir
Kerinduan akan bahagia, aku lari dalam impianku yang aneh
Butir-butir doa , aku gelisah tuk mewujudkan impian yang masam
Aku telah tua dalam menyandra diriku sendiri
Telah ku lewati aneka, masa-masa yang indah ini
Aku tenggelam dalam perahu karam
Buah bibir dalam nasubariku
Aku seolah teronngok dalam kisah penuh duri derita
Wajahku penuh lumpur darah
Aku meringkuk dalam penjara masa remajaku
Tersengat oleh sastraku berkumandang, dalam ahkir-ahkir ini
Jiwa terhempas dalam dunia yang tiada batasnya
Niat yang seonggok kata dusta
Aku tak pernah sekecil pun cemburu
Luka lama , masih ada
Aku terkena lepra yang ganas
Oh dunia yang murung, mengapa ini harus terjadi!!
Sepintah aku ingat sesosok ibu yang membimbingku
Curhatan hati paling mendalam
Aku seorang bengis dalam segala hal
Seorang kurus badan dan miskin tak perlu di beri upah
Dalam pikiranku penuh kata-kata dusta
Sayang, aku tertidur dalam waktu yang tak lama
Neraka dan dusta bersahabat dalam perjalanan hidupku
Aku hanya tinggalan tulang-tulang saja,
Perutku menuai hamparan dusta
Batu nisan sejuta rakyat
Oh negara tumbuh dalam batu nisan sejuta rakyat
Kelaparan dan kejahatan perut menanti di sana
Sang jagal koruptor menari-nari sambil berkabung
Angin sepoi-sepoi tak ubahnya
Kemiskinan dan sakit jiwa adalah malaikat kaya kelambu-kelambu penjajahan
Mata-mata rakyat sayup-sayup dan bergeming dalam lara negeri ini
Wakil-wakil tikus berdasi , mecurahkan mayat-mayat rakyat tidak berdosa
Semenajung harapan
Bangsa ini menanti semenajung harapan abadi
Disana terukir cita-cita yang tak bisa di gadaikan apapun
Semenajung harapan telah ter cemar oleh anak bangsa yang mekianati janji-janji jiwa besar
Hingga saat ini karam dalam berlabuh
Mata angin sudah sangat jelas arahnya
Oh rasanya terpendam dalam lautan luas
Bila kita menemukkan kembali apa kita bisa melapaui medarah dalam satu atau berpuluh tahun
Hukum kehidupan punya nyali sama pencuri keadilan
Kasih merpati seputih harapan tak berjudi
Oh nasib mennggulingkan semua kenyataan dalam penjajahan
Lukisan tangisan rakyat itu hal yang biasa saja
Aku tercengan pada langit biru waktu wajar tiba
Rasa iba ter gambarkan oleh rintihan mereka
Tisu putih keadilan
Oh Tuhan mengapa Engkau melukiskan dan me kotorkan tisu keadilan
Riwayat tisu keadialan jatuh dalam tangan musuh
Betapa kebocoran sifat munafik meluber sampai ke tisu keadialan
Tak semua orang peduli akan kesucian tisu putih keadilan dalam comberan korupsi anak bangsa keadilan
Dalam doa perjalananku sendiri Tuhan, merencanakan hayat bangsa dalam bunga-bunga kebahagian dan damai
Pemimpin membisu
Antek –antek korupsi lepas begitu saja
Ufuk kpk hanya embun bagi bangsa ini yang sudah merdeka
Oh kau pemimpin kau bimbang pada kewajiban ini
Buih-buih kelaparan penghuni orang tak berdosa
Paris
Oh paris, lukisan dunia dan megah gemita
Buih keindahan dan mahal di sandra disana
Tak ikhlas , jika aku menurun impianku kesana
Butir lampu bak, dipuja dalam keajaiban lovester
Kilang-kilang dolars memuja warga dunia dalam malam sejuta imagnie
Wahana karunia membawa alam aneh
Bibir dan hati tak bisa berkata-kata
Hanya ada kebahagian mungil dan hanya Satu dalam ingatan sejenak
Tangisan luka
Aku pupus dalam perjalanan menuju Roma
Sahaya aku berdoa dalam luka-luka bertubir
Kerinduan akan bahagia, aku lari dalam impianku yang aneh
Butir-butir doa , aku gelisah tuk mewujudkan impian yang masam
Aku telah tua dalam menyandra diriku sendiri
Telah ku lewati aneka, masa-masa yang indah ini
Aku tenggelam dalam perahu karam
Buah bibir dalam nasubariku
Aku seolah teronngok dalam kisah penuh duri derita
Wajahku penuh lumpur darah
Aku meringkuk dalam penjara masa remajaku
Tersengat oleh sastraku berkumandang, dalam ahkir-ahkir ini
Jiwa terhempas dalam dunia yang tiada batasnya
Niat yang seonggok kata dusta
Aku tak pernah sekecil pun cemburu
Luka lama , masih ada
Aku terkena lepra yang ganas
Oh dunia yang murung, mengapa ini harus terjadi!!
Sepintah aku ingat sesosok ibu yang membimbingku
Curhatan hati paling mendalam
Aku seorang bengis dalam segala hal
Seorang kurus badan dan miskin tak perlu di beri upah
Dalam pikiranku penuh kata-kata dusta
Sayang, aku tertidur dalam waktu yang tak lama
Neraka dan dusta bersahabat dalam perjalanan hidupku
Aku hanya tinggalan tulang-tulang saja,
Perutku menuai hamparan dusta
Batu nisan sejuta rakyat
Oh negara tumbuh dalam batu nisan sejuta rakyat
Kelaparan dan kejahatan perut menanti di sana
Sang jagal koruptor menari-nari sambil berkabung
Angin sepoi-sepoi tak ubahnya
Kemiskinan dan sakit jiwa adalah malaikat kaya kelambu-kelambu penjajahan
Mata-mata rakyat sayup-sayup dan bergeming dalam lara negeri ini
Wakil-wakil tikus berdasi , mecurahkan mayat-mayat rakyat tidak berdosa
Semenajung harapan
Bangsa ini menanti semenajung harapan abadi
Disana terukir cita-cita yang tak bisa di gadaikan apapun
Semenajung harapan telah ter cemar oleh anak bangsa yang mekianati janji-janji jiwa besar
Hingga saat ini karam dalam berlabuh
Mata angin sudah sangat jelas arahnya
Oh rasanya terpendam dalam lautan luas
Bila kita menemukkan kembali apa kita bisa melapaui medarah dalam satu atau berpuluh tahun
Kamis, 19 Agustus 2010
Jejak- jejak prokamator ke 65
Merdeka!!!!!
Tak urung pemimpim pemuda menapak tilas kehidupan berbibawa
Rakyat menanti dalam waktu yang pendek
Harga sembako menggiring kehidupan rakyat dalam kemiskinan
Dimana-mana jutaan tabung gas 3kg mengembom di telinga kita
Korupsi terbit saat-saat Indonesia merdeka
Jejak-jejak prokamator luntur dari sabang sampai marauke
Apa kita sanggahkan kemedekaan dalam simbolisasi tujuh belasan agustus
Kerukunan antar umat beragama dibom oleh teror yang tidak berkempentingan
Utang-utang negara tak bisa terelakkan jejak-jejak prokamator 65
Usia kemerdekaan NKRI 65 tahun telah di isukkan kekayaan pejabat pemerintah
Oh bung Karno dan bung Hatta , kami cucu kemerdekaan menangis dalam dunia cukup sulit
Bung Karno dan bung Hatta
Kau ibarat tumbal kemerdekaan
Jiwa beliau hangat dalam bulan-bulan ini
Naluri bangsa Indonesia tidak bisa di tinggalkan oleh beliau
Karena beliau Indonesia bisa mengarungi samudra kehidupan
Sungguh Tuhan menguji kehidupan beliau yang ikhlas lahir batin
Pancasila beliau sanggahkan dalam panutan dasar negara
Taufik Ismail
Sajak-sajaknya mengema dalam batin dan telinga masyarakat Indonesia
Engkau mengenal akal budi dan jiwa bangsa kami
Kau seorang pejuang sejati
Kau bangun pondasi-pondasi sastra dan bahasa Indonesia
Alur sastramu menuntun kami untuk berbudi pekerti dan biar kami bangga dalam sejenak
Engkau adalah tokoh kaya akan hasrat padamu negeri Indonesia
Dunia dan bangsa kami bangga karenamu
Merah putih
Tak asing bagi kami bangsa Indonesia
Tak jarang KKN mencoreng namamu yang harum itu
Darah dan jiwa menyatu dalam binekaaan
Kau sering menangis karena ulah anak-anak negeri yang memalukkan namamu di dunia Internasional
Harta paling berharga sampai ahkir hayat kami
Dimana kami perpijak dalam bumi, kami pasti ingat padamu
Oh merah putih dalam kesakitaan yang parah
Kau tak tega wilayah kami bangsa Indonesia di injak-injak oleh bangsa lain
Merah –putih ……. Merah putih dirgarhayu NKRI
Veteran perang
Oh jasamu aku kagumi dan lanjutkan sampai darah penghabisan
Bila aku ingkar janji mempertahankan warisan darimu , aku patut kau cundangi
Tak kusangka engkau berjuang demi bahagia kami semua
Kau tak pamrih pada aku anak muda yang kreasi luar biasa
Masa tuamu hanya menikmati cucu berkehidupan sejahtera
Tumpah darahmu , tak bisa diucapkan serapah
Maafkan aku, jika sering mempilukan jasamu ini
Sepatu sekolah ibuku
Aku teringat cerita mediang ibu, ibu dulu punya sepatu suka manganga
Hatiku mendengarkan cerita itu, aku bersyukur dari ibuku dulu
Oh betapa susahnya kehidupan masa kecil ibu, sekarang aku enak
Sesuka aku bisa minta orang tuaku, oh mungkin jaman sudah berubah
Aku kasihan pada cerita itu, apakah yang dilakukan kakakku untuk ibu jika masih hidup sekarang?
Ibu berkata “ kakek dan nenekmu tidak punya uang untuk membeli sepatu?, oh betapa duka masa-masa itu. Aku terpukul dengan kenyataan sekarang jika jaman harga pasti, berubah-ubah. Kemerdekaan mana yang dipilih orang dari jaman ke jaman?
Mungkin anak-anak sekarang kurang risaunya jaman. Dimana-mana sekarang KKN buat virus?
Alangkah generasi muda seperti aku harus memberi upeti pada bangsa dan negara.
Itu yang diinginkan orang-orang kuno.
Rajin bolos
Wasiat datang dari mana?
Muka kebal uang korupsi
Ini wajah negeriku yang luhur namanya
Alih-alih mencurahkan pada gaji tinggi
Suhu laporan panas, tak membangunkan bangsa yang merdeka dan berani
Hajatan uang rakyat jadi sasaran
Namun kesal rakyat, mereka tak tahu diri
Oh rajin blolos di depan hukum sebuah kewajiban yang berarti pada negara dan bangsa
Mulut buaya
Miskin otak, mulut jadi target disiplin
Gatal-gatal duduk di kursi nomor satu
Mulut buaya mengeluarkan kata arif binti ramadhan
Parsel bin ajaib di terima lapang dada
Capek itu cukup alasan bermulut buaya
Bisik –bisik gandeng keadilan jaksa dan polisi
Bukankah itu mulut buaya merdeka empat lima
Bila eskutor undang-undang , mandul hukum
Mimpi rakyat hanya barang yang ketinggalan
Comberan saja bisa ngomong diluar hukum
Larunglah laramu
Jangan kau simpan unek-unekmu yang penuh racun itu
Wahai kawan larunglah laramu dalam bersahabat kita
Oh jangan lupa berdoa , bila unek-unekmu menyakitimu
Larunglah kawan unekmu dalam luasnya samudra alam sesmesta
Bibit berbahaya dalam dirimu bisa tumbuh dalam seribu alasan
Segera kawan pergi di tengah-tengah samudra yang bersahabat
Yang aku mau engkau , tak tertimpa dirimu sendiri
Deras bahaya ada dalam dirimu sendiri
Pasang surut nasionalis
Malaysia nembak : dar dur duer!!
Telinga anak bangsa tercenggh dalam deru badai kapitalis
Bulan agustus bulan penuh rahmat
Sang negeri berbangga akan usia yang tak muda lagi
Sahaya dalam ucapan hanya meringis ekonomi kemiskinan saja
Jutaan pulau dan jutaan rakyat menjerit dalam keseharian
Aku rakyat Indonesia, jatuh tertatih dalam ranjau yang tak terpecahkan
Langkah haram
Anak bangsa praktek korupsi dan membeli hukum dalam rumah sendiri
Segampang mengambil citul dalam perahu layar
Mata angin tak menampakan diri
Mungkin sebuah ironis yang meluntuhkan pengikutnya
Ini najis dan haram hukumnya
Ruwatan agutusan hanya angin lalu saja
Impian kearifkan hanya ingusan saja
Mata hukum
Hukum bagi orang kecil buta akan keadilan
Sepucuk perintah , melayangkan jiwa tak berdosa
Hakim juga manusia yang bodoh
Alam sesmesta tak ingkar janji pada manusia
Bibir penegak hukum adalah uang haram
Pish men !!!
Jangan berbuat sok arif
Luka lama masih tak kunjung sembuh
Tak ada obatnya
Batin menagih harapanmu
Amarah bak api membakar andalan
Jangan muteri balok es di siang yang panas
Uang aja main sogok-sogokkan
Peluru pun tak berani beradu
Mayat orang kecil itu biasa
Musuh mereka jabatan banyolan
Wong gemblung
President direkturku wong gemblung
Sok main panas ditengah jalan orang berburuh
Upah seupil jamannya, kampanye anti markus
Lambe mirip embel-embel dalam maju perang Irak
Dasi terbuat sampah plastik warna-warni
Baju koko ngaku-ngaku kaji bin ti arab saudi
Ente bilang , haji mabur uang rakyat
Doktor, S2,S1 itu munafik
Ya takwa sobo kruptor toh!!
Bangsa kaji tak pernah lumrah rejeki mindes wong cilik
Makan seperti ayam suka ceker-ceker di tanah wong cilik
Kasep disambangi
Duit nyambangi sing keliru
Jodoh atau ora jodoh duit di sambangi ora stressno
Pemilu , pasar murah-murah lambe
Kentus nyogo jabatan telu kali
Yen ganggur, aja bencong di rumah rakyat
Siji , loro , telu sami mawon toh!! Urip ora adem banget
Cacing kepanasan ato caci maki duwe Gusti
Manungsa sahaya edan
Ati rakyat dijorke wae
Apa-apa mundak kepisan
Durung wisata ning luar negeri triliunan
Kasih pemimpin tak sampai
Dagelan politik tiap jam tiarapkan berita memusingkan
Anak muda pandai bermain ayunan KKN
Lukisan hajatan orang banyak hanya, angin lalu
Negeri yang bodoh maunya dirayu garong-garong politik
Maksiat selalu ada, setali tiga uang rakyat di habisin
Insan orang kecil , tak pernah kecandu harta rakyat
Merdeka!!!!!
Tak urung pemimpim pemuda menapak tilas kehidupan berbibawa
Rakyat menanti dalam waktu yang pendek
Harga sembako menggiring kehidupan rakyat dalam kemiskinan
Dimana-mana jutaan tabung gas 3kg mengembom di telinga kita
Korupsi terbit saat-saat Indonesia merdeka
Jejak-jejak prokamator luntur dari sabang sampai marauke
Apa kita sanggahkan kemedekaan dalam simbolisasi tujuh belasan agustus
Kerukunan antar umat beragama dibom oleh teror yang tidak berkempentingan
Utang-utang negara tak bisa terelakkan jejak-jejak prokamator 65
Usia kemerdekaan NKRI 65 tahun telah di isukkan kekayaan pejabat pemerintah
Oh bung Karno dan bung Hatta , kami cucu kemerdekaan menangis dalam dunia cukup sulit
Bung Karno dan bung Hatta
Kau ibarat tumbal kemerdekaan
Jiwa beliau hangat dalam bulan-bulan ini
Naluri bangsa Indonesia tidak bisa di tinggalkan oleh beliau
Karena beliau Indonesia bisa mengarungi samudra kehidupan
Sungguh Tuhan menguji kehidupan beliau yang ikhlas lahir batin
Pancasila beliau sanggahkan dalam panutan dasar negara
Taufik Ismail
Sajak-sajaknya mengema dalam batin dan telinga masyarakat Indonesia
Engkau mengenal akal budi dan jiwa bangsa kami
Kau seorang pejuang sejati
Kau bangun pondasi-pondasi sastra dan bahasa Indonesia
Alur sastramu menuntun kami untuk berbudi pekerti dan biar kami bangga dalam sejenak
Engkau adalah tokoh kaya akan hasrat padamu negeri Indonesia
Dunia dan bangsa kami bangga karenamu
Merah putih
Tak asing bagi kami bangsa Indonesia
Tak jarang KKN mencoreng namamu yang harum itu
Darah dan jiwa menyatu dalam binekaaan
Kau sering menangis karena ulah anak-anak negeri yang memalukkan namamu di dunia Internasional
Harta paling berharga sampai ahkir hayat kami
Dimana kami perpijak dalam bumi, kami pasti ingat padamu
Oh merah putih dalam kesakitaan yang parah
Kau tak tega wilayah kami bangsa Indonesia di injak-injak oleh bangsa lain
Merah –putih ……. Merah putih dirgarhayu NKRI
Veteran perang
Oh jasamu aku kagumi dan lanjutkan sampai darah penghabisan
Bila aku ingkar janji mempertahankan warisan darimu , aku patut kau cundangi
Tak kusangka engkau berjuang demi bahagia kami semua
Kau tak pamrih pada aku anak muda yang kreasi luar biasa
Masa tuamu hanya menikmati cucu berkehidupan sejahtera
Tumpah darahmu , tak bisa diucapkan serapah
Maafkan aku, jika sering mempilukan jasamu ini
Sepatu sekolah ibuku
Aku teringat cerita mediang ibu, ibu dulu punya sepatu suka manganga
Hatiku mendengarkan cerita itu, aku bersyukur dari ibuku dulu
Oh betapa susahnya kehidupan masa kecil ibu, sekarang aku enak
Sesuka aku bisa minta orang tuaku, oh mungkin jaman sudah berubah
Aku kasihan pada cerita itu, apakah yang dilakukan kakakku untuk ibu jika masih hidup sekarang?
Ibu berkata “ kakek dan nenekmu tidak punya uang untuk membeli sepatu?, oh betapa duka masa-masa itu. Aku terpukul dengan kenyataan sekarang jika jaman harga pasti, berubah-ubah. Kemerdekaan mana yang dipilih orang dari jaman ke jaman?
Mungkin anak-anak sekarang kurang risaunya jaman. Dimana-mana sekarang KKN buat virus?
Alangkah generasi muda seperti aku harus memberi upeti pada bangsa dan negara.
Itu yang diinginkan orang-orang kuno.
Rajin bolos
Wasiat datang dari mana?
Muka kebal uang korupsi
Ini wajah negeriku yang luhur namanya
Alih-alih mencurahkan pada gaji tinggi
Suhu laporan panas, tak membangunkan bangsa yang merdeka dan berani
Hajatan uang rakyat jadi sasaran
Namun kesal rakyat, mereka tak tahu diri
Oh rajin blolos di depan hukum sebuah kewajiban yang berarti pada negara dan bangsa
Mulut buaya
Miskin otak, mulut jadi target disiplin
Gatal-gatal duduk di kursi nomor satu
Mulut buaya mengeluarkan kata arif binti ramadhan
Parsel bin ajaib di terima lapang dada
Capek itu cukup alasan bermulut buaya
Bisik –bisik gandeng keadilan jaksa dan polisi
Bukankah itu mulut buaya merdeka empat lima
Bila eskutor undang-undang , mandul hukum
Mimpi rakyat hanya barang yang ketinggalan
Comberan saja bisa ngomong diluar hukum
Larunglah laramu
Jangan kau simpan unek-unekmu yang penuh racun itu
Wahai kawan larunglah laramu dalam bersahabat kita
Oh jangan lupa berdoa , bila unek-unekmu menyakitimu
Larunglah kawan unekmu dalam luasnya samudra alam sesmesta
Bibit berbahaya dalam dirimu bisa tumbuh dalam seribu alasan
Segera kawan pergi di tengah-tengah samudra yang bersahabat
Yang aku mau engkau , tak tertimpa dirimu sendiri
Deras bahaya ada dalam dirimu sendiri
Pasang surut nasionalis
Malaysia nembak : dar dur duer!!
Telinga anak bangsa tercenggh dalam deru badai kapitalis
Bulan agustus bulan penuh rahmat
Sang negeri berbangga akan usia yang tak muda lagi
Sahaya dalam ucapan hanya meringis ekonomi kemiskinan saja
Jutaan pulau dan jutaan rakyat menjerit dalam keseharian
Aku rakyat Indonesia, jatuh tertatih dalam ranjau yang tak terpecahkan
Langkah haram
Anak bangsa praktek korupsi dan membeli hukum dalam rumah sendiri
Segampang mengambil citul dalam perahu layar
Mata angin tak menampakan diri
Mungkin sebuah ironis yang meluntuhkan pengikutnya
Ini najis dan haram hukumnya
Ruwatan agutusan hanya angin lalu saja
Impian kearifkan hanya ingusan saja
Mata hukum
Hukum bagi orang kecil buta akan keadilan
Sepucuk perintah , melayangkan jiwa tak berdosa
Hakim juga manusia yang bodoh
Alam sesmesta tak ingkar janji pada manusia
Bibir penegak hukum adalah uang haram
Pish men !!!
Jangan berbuat sok arif
Luka lama masih tak kunjung sembuh
Tak ada obatnya
Batin menagih harapanmu
Amarah bak api membakar andalan
Jangan muteri balok es di siang yang panas
Uang aja main sogok-sogokkan
Peluru pun tak berani beradu
Mayat orang kecil itu biasa
Musuh mereka jabatan banyolan
Wong gemblung
President direkturku wong gemblung
Sok main panas ditengah jalan orang berburuh
Upah seupil jamannya, kampanye anti markus
Lambe mirip embel-embel dalam maju perang Irak
Dasi terbuat sampah plastik warna-warni
Baju koko ngaku-ngaku kaji bin ti arab saudi
Ente bilang , haji mabur uang rakyat
Doktor, S2,S1 itu munafik
Ya takwa sobo kruptor toh!!
Bangsa kaji tak pernah lumrah rejeki mindes wong cilik
Makan seperti ayam suka ceker-ceker di tanah wong cilik
Kasep disambangi
Duit nyambangi sing keliru
Jodoh atau ora jodoh duit di sambangi ora stressno
Pemilu , pasar murah-murah lambe
Kentus nyogo jabatan telu kali
Yen ganggur, aja bencong di rumah rakyat
Siji , loro , telu sami mawon toh!! Urip ora adem banget
Cacing kepanasan ato caci maki duwe Gusti
Manungsa sahaya edan
Ati rakyat dijorke wae
Apa-apa mundak kepisan
Durung wisata ning luar negeri triliunan
Kasih pemimpin tak sampai
Dagelan politik tiap jam tiarapkan berita memusingkan
Anak muda pandai bermain ayunan KKN
Lukisan hajatan orang banyak hanya, angin lalu
Negeri yang bodoh maunya dirayu garong-garong politik
Maksiat selalu ada, setali tiga uang rakyat di habisin
Insan orang kecil , tak pernah kecandu harta rakyat
Sabtu, 14 Agustus 2010
Musuh dalam fatwa Kemerdekaan
Tak surup nyala api memunaskan tujuan
Nista wakil rakyat tercurahkan dalam sangkar merah putih
Tanah lapang jadi tertindas
Luka baru bermunculan dalam sedetik perjuangan
Mawar merah putih menangis dalam dua windu
Uang dan gitar rakyat hangus dalam perjalanan panjang
Ku lukiskan bagaimana penjajah meneliti batas keadilan sepanjang kreta tak pernah berhenti
Teror terus dilancarkan dalam rudal-rudal kebusukkan
Anak hansip
Tunas keamanan menuaikan tugas-tugas kearifkan negara
Bibir-bibir patriot meluruskan strategi yang hangat di bincangkan
Khalayak sang prajurit membidik satu kata dan kemajemukkan
Betapa berang cinta akan negeri ini seribu bahasa, akan bela rasa
Petuah dari negeri sebrang, tak berani dalam perang negeri ini
Es kolang-kaling
Hatiku terasa lemas ketika, mendengar es kolang-kaling
Bak perut marah karena berpuasa
Gimana lagi?
Aku bingung dan gundah mendengar, bisikkan setan yang lezat itu
Bedug mesjid belum berkumandang
Ya Allah mengapa aku beri ujian yang berat?
Harga es kolang-kaling tak seberapa bagiku
Oh es kolang-kaling begitu nikmat
Istri ku marah jika aku tak berpuasa
Aku seorang iman soleh
Gara-gara es kolang-kaling aku hanya tersenyum saja
Santapan lezat
Saat aku berbuka, teringat oleh papa saudara yang kurang beruntung
Aku bertanya dalam hati:” Ya Allah apa maksud hidangan ini?”
Aku termenung oleh ajaran rasul dan Ibrahim”
Aneka makanan terlahap olehku yang beruntung
Aku menangis melihat makanan banyak itu
Berapa juta orang yang beruntung seperti aku ini, dan berapa juta orang mengemis di jalan-jalan kota besar
Tahkayal orang perut selalu kosong karena pemerintah selalu menindas mereka kurang beruntung
Jari-jari tangan istriku
Disana letak lintang anakku berada
Keajaiban akan terjadi
Kerut jari-jari tangan istriku ku sangat istimewa
Buah kehidupan masa datang
Terukir padanya
Pacarku traffic right
Tiap detik, aku menemuinya
Polisi tidur teman pacarku
Aku tak pernah malu
Aku berjanji pada diriku sendiri
Pameran mobil dan honda itu biasa
Kecelakaan lalulintas barang istimewa
Kata orang aku jadul?
Seberapa jadul aku?
Berisik suara jangkrik
Rumahku ala hutan papua
Gensi tidak ada
Lereng-lereng cinta
Naik turun sama saja
Hubungan suami-istri jatuh dipadang oase
Tak tega, harga mungkin aneh
Tenggak masa tenggang habis di malam purnama
Ribuan jawaban tak kusangka
Nasi kucing
Hanya melamis
Ini nasib orang kecil
Kebahagiaan orang murahan
Miskin cinta
Aneh kata orang, raja cinta gak punya cinta
Tiap melihat manusia, hantui kata “LOVE”
Please.. please !!!! masyarakat Indonesia sering ngemis karena cinta
Otak tak sampai , uang sampai di batin
Ah…… ini , lucu banget
Sumber-sumber cinta hanya, pamrih
Oh miskin cinta…… oh miskin cinta antara suami-istri
Apa sich ? yang nampang dan gampang yang dibuat seorang miskin cinta
ST 12 dan keong racun
Apa ada hubungan khusus?
Sampai tajir di depan umum
Sampah nyanyian jadi-jadian
Sumpah serapah biar abdol
Para lelaki dan perempuan sama saja
Indonesia
Bangsa ku bejat
Ilmunya KKN
Rakyatnya seperti ayam mati kelaparan
Boss…. Ban gemboss
Kalau lihat uang baru manjur
Hukum haram toh!!!!
Bin ajaib …… korupsi pemenang lomba tujuh belas tahun
Wareg…..wareg……
Tak surup nyala api memunaskan tujuan
Nista wakil rakyat tercurahkan dalam sangkar merah putih
Tanah lapang jadi tertindas
Luka baru bermunculan dalam sedetik perjuangan
Mawar merah putih menangis dalam dua windu
Uang dan gitar rakyat hangus dalam perjalanan panjang
Ku lukiskan bagaimana penjajah meneliti batas keadilan sepanjang kreta tak pernah berhenti
Teror terus dilancarkan dalam rudal-rudal kebusukkan
Anak hansip
Tunas keamanan menuaikan tugas-tugas kearifkan negara
Bibir-bibir patriot meluruskan strategi yang hangat di bincangkan
Khalayak sang prajurit membidik satu kata dan kemajemukkan
Betapa berang cinta akan negeri ini seribu bahasa, akan bela rasa
Petuah dari negeri sebrang, tak berani dalam perang negeri ini
Es kolang-kaling
Hatiku terasa lemas ketika, mendengar es kolang-kaling
Bak perut marah karena berpuasa
Gimana lagi?
Aku bingung dan gundah mendengar, bisikkan setan yang lezat itu
Bedug mesjid belum berkumandang
Ya Allah mengapa aku beri ujian yang berat?
Harga es kolang-kaling tak seberapa bagiku
Oh es kolang-kaling begitu nikmat
Istri ku marah jika aku tak berpuasa
Aku seorang iman soleh
Gara-gara es kolang-kaling aku hanya tersenyum saja
Santapan lezat
Saat aku berbuka, teringat oleh papa saudara yang kurang beruntung
Aku bertanya dalam hati:” Ya Allah apa maksud hidangan ini?”
Aku termenung oleh ajaran rasul dan Ibrahim”
Aneka makanan terlahap olehku yang beruntung
Aku menangis melihat makanan banyak itu
Berapa juta orang yang beruntung seperti aku ini, dan berapa juta orang mengemis di jalan-jalan kota besar
Tahkayal orang perut selalu kosong karena pemerintah selalu menindas mereka kurang beruntung
Jari-jari tangan istriku
Disana letak lintang anakku berada
Keajaiban akan terjadi
Kerut jari-jari tangan istriku ku sangat istimewa
Buah kehidupan masa datang
Terukir padanya
Pacarku traffic right
Tiap detik, aku menemuinya
Polisi tidur teman pacarku
Aku tak pernah malu
Aku berjanji pada diriku sendiri
Pameran mobil dan honda itu biasa
Kecelakaan lalulintas barang istimewa
Kata orang aku jadul?
Seberapa jadul aku?
Berisik suara jangkrik
Rumahku ala hutan papua
Gensi tidak ada
Lereng-lereng cinta
Naik turun sama saja
Hubungan suami-istri jatuh dipadang oase
Tak tega, harga mungkin aneh
Tenggak masa tenggang habis di malam purnama
Ribuan jawaban tak kusangka
Nasi kucing
Hanya melamis
Ini nasib orang kecil
Kebahagiaan orang murahan
Miskin cinta
Aneh kata orang, raja cinta gak punya cinta
Tiap melihat manusia, hantui kata “LOVE”
Please.. please !!!! masyarakat Indonesia sering ngemis karena cinta
Otak tak sampai , uang sampai di batin
Ah…… ini , lucu banget
Sumber-sumber cinta hanya, pamrih
Oh miskin cinta…… oh miskin cinta antara suami-istri
Apa sich ? yang nampang dan gampang yang dibuat seorang miskin cinta
ST 12 dan keong racun
Apa ada hubungan khusus?
Sampai tajir di depan umum
Sampah nyanyian jadi-jadian
Sumpah serapah biar abdol
Para lelaki dan perempuan sama saja
Indonesia
Bangsa ku bejat
Ilmunya KKN
Rakyatnya seperti ayam mati kelaparan
Boss…. Ban gemboss
Kalau lihat uang baru manjur
Hukum haram toh!!!!
Bin ajaib …… korupsi pemenang lomba tujuh belas tahun
Wareg…..wareg……
Jumat, 13 Agustus 2010
Apa kata mereka?
Korupsi membumbung langit negeri ini
Kebakaran jenggot? Uang rakyat dihamburkan
Oh ini namanya hati buta ?
Masak gak bisa menjalankan pemerintahan?
Tiap kali borjouis di hotel berbintang lima?
Nafsu cium bangkai
Harap-harap cemas
Tiap detik hukum mengadili yang tak berdosa
Uang pun bisa bersuara
Hangat-hangat tai ayam , ada didekat anda
Musrik melingkar di leher anda
Mungkin mereka tidak percaya
Kursi bisa dibeli mana saja
Mental kebo juara kompentisi lari pagi
Hujan Ramadhan
Ah orang di DPR , orang-orang soleh
Mungkin mereka lupa, akan stempel kejahatan
Telinga kanan-kiri sama budeg
Soal nyuap-menyuap juaranya
Teroris bisa-bisa menuduh anda
Gurat-begulat ini naman ya jagoan neon
Bulan ramadhan pura-pura soleha
Lumpur makin penuh saja
Uang yang main dalam parsel
Hiiiiiiii…….. jangan nangis
Nanti rakyat iri
Bingkai dalam pelupuk mata
Toronto
Oh kekasihku, kau tumbuh dalam hutan-hutan beton
Oh Toronto, sunyi-senyap kau harus berbahagia
Kau megah dan meriah diantara lintang dunia
Saat aku menjamuimu, aku terpikat oleh gagasnmu
Kau bersahabat dan penuh sungai bermata belian
Lukisan biodatamu mewarnai, jejak-jejak kehidupan penuh surga dunia
Kehangatan rasanya disampingku, kau dambakan pariswisata didunia
Dalam ingatanku, Toronto kota mungil penuh keajaiban yang tak mengerti dari aku
Aksi puasa
Kejahatan akan sirna
Balas pudi manusia turun dari surga
Para malaekat turun dari tahtanya , melihat hirup pikuk manusia yang sombong
Aksi puasa sependam keinginan manusia berbahagia
Disana manusia menguci rapat-rapat nafsu yang liar
Tak sepadan harapan terang akan datang ke hati manusia
Jiwa penyesalan hanya bukan, sebatas ingatan sebulan lalu
Kain putih diletakkan di setiap kumandang sholat lima waktu
Haram wakil rakyat
Nafsu liar begulir tiap beganti masa duduk enak
Rasanya ingin gagah-gagahan
Uang pun bisa keluar sana-kemari
Riuk rakyat hanya kentut
Butir embun dan tidur disana
Omongan jadul jadi alasan saja
Yang terhormat wakil rakyat jelanta
Mengapa kau tak mau pusing-pusingi kami
Hanya anak buah , dapat bunga-bunga rupiah
Alasan katrok
Jutaan orang punya impian ini
Tipu-menipu sudah biasa
Bangkai santapan yang lebih penting
Mukrim atau tidak mukrim sama saja
Lidah bebuah buaya
Mandulnya cerdasnya orang pasar
Silet pun dia makan sepuasnya
Tak pernah puasa
Mumet
Oh mumet negeri ini
Rata-rata orang bilang mumet
Tak ada sebabnya, rajin sedakoh ama mumet
Apa ini keliru?
Rasa ingin sembuh tak ada gunanya
Oh takdir ..takdir sembuh aku dari mumet
Asmara pelangi
Merah,jingga, kuning,hijau, biru wajah pelangi
Nampak aneh dalam asmara pelangi
Orang boleh berkata muda!
Apa semudah itu
Asmara pelangi lebih tinggi,harapannya
Lukisan Tuhan itu telah dilukai manusia
Manusia tak punya harga diri
Jabatan pelangi , tak punya
Seandainya manusia seperti asmara pelangi
Mungkin setahun dunia akan damai dan, kejahatan akan tenggelam sendirinya
Jiwa asmara pelangi menapak diri dalam rasa ada
Waroeng rakyat
Tak terhempaskan dengan rencana dana gulana
Harapan hanya pada uang
Uang receh andalan bin salabin
Gas buang buang saja waktu saja
Perut keroncongan hal yang luar biasa
Srikandi Indonesia
Telapak tangan meminta dalam jamuan penjajah
Sang lelaki hanya diam saja
Espamsisasi wanita jatuh dalam yang ku duga sebelum
Kecemburuan menginjak sang Srikandi
Judi telah melaah harkat, martabat
Inikah nama sebuah kebenaran dan keadilan sejati
Siapa yang siap turun tangan ,tak seorangpun lelaki turun tangan
Cemooh di terima dengan uang kasih
Mana harga diri bangsa ini
Itukah penghargaan setinggi-tingginya
Musuh telah merasuki jiwa suci Srikandi
Musuh dalam fatwa Kemerdekaan
Tak surup nyala api memunaskan tujuan
Nista wakil rakyat tercurahkan dalam sangkar merah putih
Tanah lapang jadi tertindas
Luka baru bermunculan dalam sedetik perjuangan
Mawar merah putih menangis dalam dua windu
Uang dan gitar rakyat hangus dalam perjalanan panjang
Ku lukiskan bagaimana penjajah meneliti batas keadilan sepanjang kreta tak pernah berhenti
Teror terus dilancarkan dalam rudal-rudal kebusukkan
Anak hansip
Tunas keamanan menuaikan tugas-tugas kearifkan negara
Bibir-bibir patriot meluruskan strategi yang hangat di bincangkan
Khalayak sang prajurit membidik satu kata dan kemajemukkan
Betapa berang cinta akan negeri ini seribu bahasa, akan bela rasa
Petuah dari negeri sebrang, tak berani dalam perang negeri ini
Korupsi membumbung langit negeri ini
Kebakaran jenggot? Uang rakyat dihamburkan
Oh ini namanya hati buta ?
Masak gak bisa menjalankan pemerintahan?
Tiap kali borjouis di hotel berbintang lima?
Nafsu cium bangkai
Harap-harap cemas
Tiap detik hukum mengadili yang tak berdosa
Uang pun bisa bersuara
Hangat-hangat tai ayam , ada didekat anda
Musrik melingkar di leher anda
Mungkin mereka tidak percaya
Kursi bisa dibeli mana saja
Mental kebo juara kompentisi lari pagi
Hujan Ramadhan
Ah orang di DPR , orang-orang soleh
Mungkin mereka lupa, akan stempel kejahatan
Telinga kanan-kiri sama budeg
Soal nyuap-menyuap juaranya
Teroris bisa-bisa menuduh anda
Gurat-begulat ini naman ya jagoan neon
Bulan ramadhan pura-pura soleha
Lumpur makin penuh saja
Uang yang main dalam parsel
Hiiiiiiii…….. jangan nangis
Nanti rakyat iri
Bingkai dalam pelupuk mata
Toronto
Oh kekasihku, kau tumbuh dalam hutan-hutan beton
Oh Toronto, sunyi-senyap kau harus berbahagia
Kau megah dan meriah diantara lintang dunia
Saat aku menjamuimu, aku terpikat oleh gagasnmu
Kau bersahabat dan penuh sungai bermata belian
Lukisan biodatamu mewarnai, jejak-jejak kehidupan penuh surga dunia
Kehangatan rasanya disampingku, kau dambakan pariswisata didunia
Dalam ingatanku, Toronto kota mungil penuh keajaiban yang tak mengerti dari aku
Aksi puasa
Kejahatan akan sirna
Balas pudi manusia turun dari surga
Para malaekat turun dari tahtanya , melihat hirup pikuk manusia yang sombong
Aksi puasa sependam keinginan manusia berbahagia
Disana manusia menguci rapat-rapat nafsu yang liar
Tak sepadan harapan terang akan datang ke hati manusia
Jiwa penyesalan hanya bukan, sebatas ingatan sebulan lalu
Kain putih diletakkan di setiap kumandang sholat lima waktu
Haram wakil rakyat
Nafsu liar begulir tiap beganti masa duduk enak
Rasanya ingin gagah-gagahan
Uang pun bisa keluar sana-kemari
Riuk rakyat hanya kentut
Butir embun dan tidur disana
Omongan jadul jadi alasan saja
Yang terhormat wakil rakyat jelanta
Mengapa kau tak mau pusing-pusingi kami
Hanya anak buah , dapat bunga-bunga rupiah
Alasan katrok
Jutaan orang punya impian ini
Tipu-menipu sudah biasa
Bangkai santapan yang lebih penting
Mukrim atau tidak mukrim sama saja
Lidah bebuah buaya
Mandulnya cerdasnya orang pasar
Silet pun dia makan sepuasnya
Tak pernah puasa
Mumet
Oh mumet negeri ini
Rata-rata orang bilang mumet
Tak ada sebabnya, rajin sedakoh ama mumet
Apa ini keliru?
Rasa ingin sembuh tak ada gunanya
Oh takdir ..takdir sembuh aku dari mumet
Asmara pelangi
Merah,jingga, kuning,hijau, biru wajah pelangi
Nampak aneh dalam asmara pelangi
Orang boleh berkata muda!
Apa semudah itu
Asmara pelangi lebih tinggi,harapannya
Lukisan Tuhan itu telah dilukai manusia
Manusia tak punya harga diri
Jabatan pelangi , tak punya
Seandainya manusia seperti asmara pelangi
Mungkin setahun dunia akan damai dan, kejahatan akan tenggelam sendirinya
Jiwa asmara pelangi menapak diri dalam rasa ada
Waroeng rakyat
Tak terhempaskan dengan rencana dana gulana
Harapan hanya pada uang
Uang receh andalan bin salabin
Gas buang buang saja waktu saja
Perut keroncongan hal yang luar biasa
Srikandi Indonesia
Telapak tangan meminta dalam jamuan penjajah
Sang lelaki hanya diam saja
Espamsisasi wanita jatuh dalam yang ku duga sebelum
Kecemburuan menginjak sang Srikandi
Judi telah melaah harkat, martabat
Inikah nama sebuah kebenaran dan keadilan sejati
Siapa yang siap turun tangan ,tak seorangpun lelaki turun tangan
Cemooh di terima dengan uang kasih
Mana harga diri bangsa ini
Itukah penghargaan setinggi-tingginya
Musuh telah merasuki jiwa suci Srikandi
Musuh dalam fatwa Kemerdekaan
Tak surup nyala api memunaskan tujuan
Nista wakil rakyat tercurahkan dalam sangkar merah putih
Tanah lapang jadi tertindas
Luka baru bermunculan dalam sedetik perjuangan
Mawar merah putih menangis dalam dua windu
Uang dan gitar rakyat hangus dalam perjalanan panjang
Ku lukiskan bagaimana penjajah meneliti batas keadilan sepanjang kreta tak pernah berhenti
Teror terus dilancarkan dalam rudal-rudal kebusukkan
Anak hansip
Tunas keamanan menuaikan tugas-tugas kearifkan negara
Bibir-bibir patriot meluruskan strategi yang hangat di bincangkan
Khalayak sang prajurit membidik satu kata dan kemajemukkan
Betapa berang cinta akan negeri ini seribu bahasa, akan bela rasa
Petuah dari negeri sebrang, tak berani dalam perang negeri ini
Senin, 09 Agustus 2010
Buah lentera hukum
Manisnya betapa pedasnya
Luka-lukaku karenanya
Pecahan piring pun jadi tumbalnya
Lara sedarah benalu keadilan
Jiwa makin merenggut saja
Surga bahagia hanya, ambang pintu
Mutiara-mutiara hukum di campakkanya
Rasanya mati sirih saja
Bibirku saja, di hukum api neraka
Sekapur sirih saja aku , tak berwenang
Cahaya keadilan terpecah di sekelilingku
Betapa hebatnya hukummu menjatuhkan harga diriku
Tak ada sesosok menduakan hati hukum
Gubuk makan tengah sawah
1
Betapa lezat, makanan pedesaan
Aneka sambal banyak kutemui
Kederhanaan makanan desa , sangat istimewa bagi mereka
2
Angin sepoi-sepoi
Keakraban dan berduyung-duyung petani menikmati anugerah Tuhan
Rasa gotong royong adalah ahkir kerja mereka
Panas terik, dengan lahap mereka menyatap makan siang hari itu
Sungguh mereka tak berkurangan
Dalam gubug makan, mereka merasakan ungkapan yang yang tak kujumpai dalam riuk kehidupan kota
Wanita –wanita mutiara
Kusanggahkan pada mereka
Andernalinku mernacap bak pisau tak bertuah manis
Pada malam kamis pertama, aku berkencan dengan dia
Jempatan merah aku merasa suram bersama wanita-wanita mutiara
Betapa ngeri negeri ini?
Membiarkan wanita-wanita mutiara mengemis pada lelaki hidung belang
Kasut kaki tak pantas, menundukkan wanita-wanita mutiara
Umur wanita –wanita seumur jagung di panen
Oh…. Mungkin nasib dia dengan aku
Aku ingin melihat tangisan mereka , dihadapkan aneka gombalan aturan
Betapa musrik aku jika melakukan pelanggaran nista
Suara… suara tak terdengar dalam diri mereka
Cuh!!!! Rasanya aku terpukat oleh harapan bolong
Tubir berbalik arah rasanya, agama dipandang sebelah mata
Nafsu bertubi-tubi mengacam diri mereka
Anak ilalang
Sudut kota penuh anak ilalang tak berdosa
Nasib begini , anak ilalang merantau jauh dari daerahnya
Panas dingin kehidupan mereka terima ikhlas
Bila makan pun hanya mimpi saja
Tidur tak penak seperti istana milik bangsa sendiri
Harapan bangga jadi anak Indonesia sudah jadi bubur
Mungkinkah takdir dari Tuhan
Back packer
Lintang bumi terhempas tak ada hayatnya
Pujian dan tantangan, hanya ilusi dunia
Alam semesta menguji batin seorang anak manusia yang lesu dan nestapa
Padasnya tanah milik Sang Pencipta , itu anugerah
Seuntai napas kehidupan, membawa hati manusia kelubang renungan
Lingkaran garis bumi, sepucuk pedang menggegamkan tangan dan mata
Oh indahnya alam semesta
Buka pintu
Is open the doorrrr
Jawaban yang tak biasa
Hukum melampiaskan keadilan
Dimana keadilan harus dibuka
Jangan lupa palu tak berkarat dijaman akan datang
Orang kecil hanya cacingan, orang berjouis maju tantang hukum
Apa dibalik prie gs
Apa hidup urung janji manis?
Oh jangan bilang sayang, kalau belum berjumpa
Jangan tahkayulah!!!
Banyak orang seperti diatas
Handry Tm, Triyanto Tiwikromo, Lukmantoro, Sarokin Asikin, Raditya Dika,Budi Maryono,Wiwien Minarto,Gunamawan Budi Susanto…………… dan lebih hebat Timur Supbrana mirip Ws Hendra
Kemaluan bangsa
Sudah tajir korupsi!!
Obrolan makin hangat sehangat tai ayam
Dimana PNS , sudah termashyur
Ah rujukkan pak Harto
Manisnya betapa pedasnya
Luka-lukaku karenanya
Pecahan piring pun jadi tumbalnya
Lara sedarah benalu keadilan
Jiwa makin merenggut saja
Surga bahagia hanya, ambang pintu
Mutiara-mutiara hukum di campakkanya
Rasanya mati sirih saja
Bibirku saja, di hukum api neraka
Sekapur sirih saja aku , tak berwenang
Cahaya keadilan terpecah di sekelilingku
Betapa hebatnya hukummu menjatuhkan harga diriku
Tak ada sesosok menduakan hati hukum
Gubuk makan tengah sawah
1
Betapa lezat, makanan pedesaan
Aneka sambal banyak kutemui
Kederhanaan makanan desa , sangat istimewa bagi mereka
2
Angin sepoi-sepoi
Keakraban dan berduyung-duyung petani menikmati anugerah Tuhan
Rasa gotong royong adalah ahkir kerja mereka
Panas terik, dengan lahap mereka menyatap makan siang hari itu
Sungguh mereka tak berkurangan
Dalam gubug makan, mereka merasakan ungkapan yang yang tak kujumpai dalam riuk kehidupan kota
Wanita –wanita mutiara
Kusanggahkan pada mereka
Andernalinku mernacap bak pisau tak bertuah manis
Pada malam kamis pertama, aku berkencan dengan dia
Jempatan merah aku merasa suram bersama wanita-wanita mutiara
Betapa ngeri negeri ini?
Membiarkan wanita-wanita mutiara mengemis pada lelaki hidung belang
Kasut kaki tak pantas, menundukkan wanita-wanita mutiara
Umur wanita –wanita seumur jagung di panen
Oh…. Mungkin nasib dia dengan aku
Aku ingin melihat tangisan mereka , dihadapkan aneka gombalan aturan
Betapa musrik aku jika melakukan pelanggaran nista
Suara… suara tak terdengar dalam diri mereka
Cuh!!!! Rasanya aku terpukat oleh harapan bolong
Tubir berbalik arah rasanya, agama dipandang sebelah mata
Nafsu bertubi-tubi mengacam diri mereka
Anak ilalang
Sudut kota penuh anak ilalang tak berdosa
Nasib begini , anak ilalang merantau jauh dari daerahnya
Panas dingin kehidupan mereka terima ikhlas
Bila makan pun hanya mimpi saja
Tidur tak penak seperti istana milik bangsa sendiri
Harapan bangga jadi anak Indonesia sudah jadi bubur
Mungkinkah takdir dari Tuhan
Back packer
Lintang bumi terhempas tak ada hayatnya
Pujian dan tantangan, hanya ilusi dunia
Alam semesta menguji batin seorang anak manusia yang lesu dan nestapa
Padasnya tanah milik Sang Pencipta , itu anugerah
Seuntai napas kehidupan, membawa hati manusia kelubang renungan
Lingkaran garis bumi, sepucuk pedang menggegamkan tangan dan mata
Oh indahnya alam semesta
Buka pintu
Is open the doorrrr
Jawaban yang tak biasa
Hukum melampiaskan keadilan
Dimana keadilan harus dibuka
Jangan lupa palu tak berkarat dijaman akan datang
Orang kecil hanya cacingan, orang berjouis maju tantang hukum
Apa dibalik prie gs
Apa hidup urung janji manis?
Oh jangan bilang sayang, kalau belum berjumpa
Jangan tahkayulah!!!
Banyak orang seperti diatas
Handry Tm, Triyanto Tiwikromo, Lukmantoro, Sarokin Asikin, Raditya Dika,Budi Maryono,Wiwien Minarto,Gunamawan Budi Susanto…………… dan lebih hebat Timur Supbrana mirip Ws Hendra
Kemaluan bangsa
Sudah tajir korupsi!!
Obrolan makin hangat sehangat tai ayam
Dimana PNS , sudah termashyur
Ah rujukkan pak Harto
Minggu, 08 Agustus 2010
Cinderamata perjuangan
Hanya ini tak dimiliki rakyat
Sengatan perjuangan melebur hasrat bersih dari segalanya
Ribuan suara perjuangan hanya serpihan hati rakyat
Ufuk mentari tak bisa mengubah harapan baru
Air mata memhapuskan harapan merdeka
Air liur pun turut bersama
Jiwa merah putih mengakat cinta tanah ibu pertiwi
Disana kita anak bangsa dilahirkan dan di tegur alam kemerdekaan
Air susu ibu bak suntikan menyelamatkan saat kritis
Detik dalam detik
Waktu yang meluncurkan tugas kehidupan
Disana anak manusia menyelami detik dalam detik
Urat waktu tak pernah cemburu atau berbohong
Riak-riuk kehidupan berputar
Roda suka-duka menawarkan kepada kita
Sekejap saja detik dalam detik tak pernah lupa akan keberadaan kita
Luky
Oh luky , hasrat cintamu makin mendaraskan biduang cinta
Disanalah aku tak terkoya
Benteng –benteng cinta kau tegaskan
Oh luky …. Oh luky
Kapan kau meluruskan ikatan cinta kita
My loves you to
Buah-buah cinta melengkapi pujian
Manuk gereja
Mungil dan lucu
Kecil dan burung terindah
Buahan kasih Sang Cipta
Lurus namanya
Napas wanita
Disana aku bergurau masa kecilku
Napas wanita bak harta paling berharga di dunia
Cinta manusia dilahirkannya
Harapan kehidupan bertumpu padanya
Butir-butir udara segar mudah di dapatkan
Jiwa memancarkan hasrat yang besar bagi setiap kehidupan
Sebari nasubari lautan manusia memujanya
Amunisi-amunisi kehidupan menyadarkan insan manusia
Warung tegal
Tempat rakyat bersandar waktu perut kosong
Betapa nikmatnya rakyat mengujungi
Ini balik rupiah menukarkan pangan rakyat
Transaksi berputar dari rakyat melancong
Dukun pun mengesahkan
Kontes budaya jember
Insiprasi nan kreatif meluap ke dunia mode
Sambutan rakyat , membawa harapan bunga mawar yang mekar
Sebiji yang dilakukan rakyat , hanya tarian yang dimiliki rakyat
Rakyat hanya mentawarkan dirinya sendiri
Budak demokrasi
Syair rakyat mati suri
Jiwa rakyat hanya suara-suara comberan saja
Hukum hanya tari-tarian belaka
Pedang rakyat makin tumpul saja
Uang makin tajam , musuh makin menjajah kita
Betapa bencana, akan tiba saatnya
Pilu rakyat akan masuk lubang jarum
Beban makin berat dalam pundak rakyat
Bijak nan ceroboh
Tengah hamil semalam
Sembilan bulang mengadung
Rintihan kesakitan mejulang tinggi
Bayi mungil tumbuh dihadapan ayah-ibunya
Rasa kemengan telah tiba dalam ketimpangan dunia
Napas baru, tumbuh tunas kehidupan
Wajah suka cita dan harapan terang mengahalau kegelapan malam itu
Puja-puji menambah lukisan baru
Betapa sakitnya, pasti akan lupa semalam
Pintar bertarung dalam buaya
Biang kepandaian melangkah kehancuran
Masa depan akan sirna
Mutiara-mutiara bijaksana akan hilang
Mulut-mulut buaya menjebloskan harapan emas
Kasat mata
Kedap-kedip mata menghapuskan yang tidak tawarkan
Tak lupa akan jiwa yang rapuh
Sejaman, aku tak lupakan jiwa dalam kasat mata orang kecil dan miskin
Tahukah engkau mencabik-cabik matamu sendiri
Kau pikul sendiri beban seberat lingkaran besi
Bila tuanmu tahu akan kesusahanmu sendiri
Jangan galau teman, disebrang sana masih ada waktu yang akan mentuntunmu
Belajar nahkoda kehidupan
Tangan ku kuat mengnahkodai kehidupan semata
Alam sesmeta menyaksikan kehidupan
Langkah demi langkah badai pun terlewati
Jiwa raga kehidupan , melaporkan alam nalar
Hati sang nahkoda bimbang rasanya
Buah lentera hukum
Manisnya betapa pedasnya
Luka-lukaku karenanya
Pecahan piring pun jadi tumbalnya
Lara sedarah benalu keadilan
Jiwa makin merenggut saja
Surga bahagia hanya, ambang pintu
Mutiara-mutiara hukum di campakkanya
Rasanya mati sirih saja
Bibirku saja, di hukum api neraka
Sekapur sirih saja aku , tak berwenang
Cahaya keadilan terpecah di sekelilingku
Betapa hebatnya hukummu menjatuhkan harga diriku
Tak ada sesosok menduakan hati hukum
Hanya ini tak dimiliki rakyat
Sengatan perjuangan melebur hasrat bersih dari segalanya
Ribuan suara perjuangan hanya serpihan hati rakyat
Ufuk mentari tak bisa mengubah harapan baru
Air mata memhapuskan harapan merdeka
Air liur pun turut bersama
Jiwa merah putih mengakat cinta tanah ibu pertiwi
Disana kita anak bangsa dilahirkan dan di tegur alam kemerdekaan
Air susu ibu bak suntikan menyelamatkan saat kritis
Detik dalam detik
Waktu yang meluncurkan tugas kehidupan
Disana anak manusia menyelami detik dalam detik
Urat waktu tak pernah cemburu atau berbohong
Riak-riuk kehidupan berputar
Roda suka-duka menawarkan kepada kita
Sekejap saja detik dalam detik tak pernah lupa akan keberadaan kita
Luky
Oh luky , hasrat cintamu makin mendaraskan biduang cinta
Disanalah aku tak terkoya
Benteng –benteng cinta kau tegaskan
Oh luky …. Oh luky
Kapan kau meluruskan ikatan cinta kita
My loves you to
Buah-buah cinta melengkapi pujian
Manuk gereja
Mungil dan lucu
Kecil dan burung terindah
Buahan kasih Sang Cipta
Lurus namanya
Napas wanita
Disana aku bergurau masa kecilku
Napas wanita bak harta paling berharga di dunia
Cinta manusia dilahirkannya
Harapan kehidupan bertumpu padanya
Butir-butir udara segar mudah di dapatkan
Jiwa memancarkan hasrat yang besar bagi setiap kehidupan
Sebari nasubari lautan manusia memujanya
Amunisi-amunisi kehidupan menyadarkan insan manusia
Warung tegal
Tempat rakyat bersandar waktu perut kosong
Betapa nikmatnya rakyat mengujungi
Ini balik rupiah menukarkan pangan rakyat
Transaksi berputar dari rakyat melancong
Dukun pun mengesahkan
Kontes budaya jember
Insiprasi nan kreatif meluap ke dunia mode
Sambutan rakyat , membawa harapan bunga mawar yang mekar
Sebiji yang dilakukan rakyat , hanya tarian yang dimiliki rakyat
Rakyat hanya mentawarkan dirinya sendiri
Budak demokrasi
Syair rakyat mati suri
Jiwa rakyat hanya suara-suara comberan saja
Hukum hanya tari-tarian belaka
Pedang rakyat makin tumpul saja
Uang makin tajam , musuh makin menjajah kita
Betapa bencana, akan tiba saatnya
Pilu rakyat akan masuk lubang jarum
Beban makin berat dalam pundak rakyat
Bijak nan ceroboh
Tengah hamil semalam
Sembilan bulang mengadung
Rintihan kesakitan mejulang tinggi
Bayi mungil tumbuh dihadapan ayah-ibunya
Rasa kemengan telah tiba dalam ketimpangan dunia
Napas baru, tumbuh tunas kehidupan
Wajah suka cita dan harapan terang mengahalau kegelapan malam itu
Puja-puji menambah lukisan baru
Betapa sakitnya, pasti akan lupa semalam
Pintar bertarung dalam buaya
Biang kepandaian melangkah kehancuran
Masa depan akan sirna
Mutiara-mutiara bijaksana akan hilang
Mulut-mulut buaya menjebloskan harapan emas
Kasat mata
Kedap-kedip mata menghapuskan yang tidak tawarkan
Tak lupa akan jiwa yang rapuh
Sejaman, aku tak lupakan jiwa dalam kasat mata orang kecil dan miskin
Tahukah engkau mencabik-cabik matamu sendiri
Kau pikul sendiri beban seberat lingkaran besi
Bila tuanmu tahu akan kesusahanmu sendiri
Jangan galau teman, disebrang sana masih ada waktu yang akan mentuntunmu
Belajar nahkoda kehidupan
Tangan ku kuat mengnahkodai kehidupan semata
Alam sesmeta menyaksikan kehidupan
Langkah demi langkah badai pun terlewati
Jiwa raga kehidupan , melaporkan alam nalar
Hati sang nahkoda bimbang rasanya
Buah lentera hukum
Manisnya betapa pedasnya
Luka-lukaku karenanya
Pecahan piring pun jadi tumbalnya
Lara sedarah benalu keadilan
Jiwa makin merenggut saja
Surga bahagia hanya, ambang pintu
Mutiara-mutiara hukum di campakkanya
Rasanya mati sirih saja
Bibirku saja, di hukum api neraka
Sekapur sirih saja aku , tak berwenang
Cahaya keadilan terpecah di sekelilingku
Betapa hebatnya hukummu menjatuhkan harga diriku
Tak ada sesosok menduakan hati hukum
Rabu, 04 Agustus 2010
Benalu cinta
Tak sadar akan pekatnya benalu cinta
Semata wayah kita membiarkan begitu saja benalu berkembangbiak
Semalam aku terusik dalam benakku tumbuh benalu cinta
Inikah benang merah selama aku bertengkar dengan dia
Cinta bisa tumbuh dimana saja dan menghilang begitu saja
Serbuk benalu cinta membias yang tak aku harapkan
Oh miskin aku , tentang cinta
Selama ini aku ngemis karena cinta buaya saja, saat itu naruni hati sadar
Bayangan air mata berkaca-kaca, dalam mimpi ku
Surga berganti neraka
Oh benalu cinta… mengapa kau selalu tumbuh dalam cintaku
Malapetaka wakil negaraku
Tiap detik , selalu menggoda
Rakyatku selalu cemburu karena mereka
Hati mereka tak gundah dalam jeritan masalah ada
Mata mereka selalu tertutup , tangan mereka menghempaskan bumi dan langit
Seribu bahasa mereka lontarkan hanya perut gendut
Sedangkan perut rakyatku cacing berpesta pora dalam diri mereka
Rasanya malapetaka akan tiba saatnya
Puing-puing kebahagiaan hanya tinggal kenangan saya
Berapa tahun aku bisa bertahan hidup selama malapetaka wakil negaraku
Mulut demi mulut hanya comberan berkumandang
Gaji rakyat jelanta tak merasa betapa nikmatnya
Nafsu dunia terus menggerus saja dan mengalir di tengah malapetaka telinga wakil negaraku
Tiap hari , hari membingungkan saja, harga naik hanya dahaga yang berada saat ini
Berita kebohongan jadi santet tiap malam
Batin rakyatku terusik nafsu liar
Betapa sempurna malapetaka wakil negaraku
Jodoh petruk
Mungkin Miyabi menyambangi pertuk
Paling muda bagi petruk, asab belum berlangsung lama
Lingkaran empat mata sejoli , merusak tabiab petruk
Bidadari miyabi seluruh ramalan jaman
Tak usah menampar hati warga
The heart to the heart
Bilang saja , waktu akan tiba
Coklat adalah mas kawin yang lumayan mahal jaman majapahit
Infortement pencundang jaman perkawinan miyabi dan petruk
Cuiman pertama dalam bulan purnama ke tiga
Air laut pasang selatan meramaikan pesta itu
Hanya cincin mengikat janji mereka
Alam bawah sadar mereka terjun dalam lovester abadi
Rebana , gamelan,okestra modern mengiringi mereka dalam pelaminan abadi
Kadek napas kasmaran
Cucuran hasrat melegakan hati siapa?
Bangau terbang membawa kenangan yang hinggap dalam hati mas kadek
Setinggi kasmaran berada ,jangan takut
Buah cibiran hanya waktu saja
Oh kadek.. mengapa bernapas dalam kasmaranku
Mungkin masih ingat dalam pikiran dan hatimu
Aku sudah lepas dari napas kasmaran yang engkau buat sendiri bagi aku
Jujur saja aku mengharapkan sesuatu darimu
Biar bangau terbang tinggi diatas napas kasmaran kita
Andai Aku pulang
Andaiku pulang, mengapa engkau sahabat menangis diriku
Jangan engkau hiraukan aku disana
Tuhan telah menghijinkan aku pulang padaNya
Jawablah sahabat risaukan dalam doamu
Tak sadar akan pekatnya benalu cinta
Semata wayah kita membiarkan begitu saja benalu berkembangbiak
Semalam aku terusik dalam benakku tumbuh benalu cinta
Inikah benang merah selama aku bertengkar dengan dia
Cinta bisa tumbuh dimana saja dan menghilang begitu saja
Serbuk benalu cinta membias yang tak aku harapkan
Oh miskin aku , tentang cinta
Selama ini aku ngemis karena cinta buaya saja, saat itu naruni hati sadar
Bayangan air mata berkaca-kaca, dalam mimpi ku
Surga berganti neraka
Oh benalu cinta… mengapa kau selalu tumbuh dalam cintaku
Malapetaka wakil negaraku
Tiap detik , selalu menggoda
Rakyatku selalu cemburu karena mereka
Hati mereka tak gundah dalam jeritan masalah ada
Mata mereka selalu tertutup , tangan mereka menghempaskan bumi dan langit
Seribu bahasa mereka lontarkan hanya perut gendut
Sedangkan perut rakyatku cacing berpesta pora dalam diri mereka
Rasanya malapetaka akan tiba saatnya
Puing-puing kebahagiaan hanya tinggal kenangan saya
Berapa tahun aku bisa bertahan hidup selama malapetaka wakil negaraku
Mulut demi mulut hanya comberan berkumandang
Gaji rakyat jelanta tak merasa betapa nikmatnya
Nafsu dunia terus menggerus saja dan mengalir di tengah malapetaka telinga wakil negaraku
Tiap hari , hari membingungkan saja, harga naik hanya dahaga yang berada saat ini
Berita kebohongan jadi santet tiap malam
Batin rakyatku terusik nafsu liar
Betapa sempurna malapetaka wakil negaraku
Jodoh petruk
Mungkin Miyabi menyambangi pertuk
Paling muda bagi petruk, asab belum berlangsung lama
Lingkaran empat mata sejoli , merusak tabiab petruk
Bidadari miyabi seluruh ramalan jaman
Tak usah menampar hati warga
The heart to the heart
Bilang saja , waktu akan tiba
Coklat adalah mas kawin yang lumayan mahal jaman majapahit
Infortement pencundang jaman perkawinan miyabi dan petruk
Cuiman pertama dalam bulan purnama ke tiga
Air laut pasang selatan meramaikan pesta itu
Hanya cincin mengikat janji mereka
Alam bawah sadar mereka terjun dalam lovester abadi
Rebana , gamelan,okestra modern mengiringi mereka dalam pelaminan abadi
Kadek napas kasmaran
Cucuran hasrat melegakan hati siapa?
Bangau terbang membawa kenangan yang hinggap dalam hati mas kadek
Setinggi kasmaran berada ,jangan takut
Buah cibiran hanya waktu saja
Oh kadek.. mengapa bernapas dalam kasmaranku
Mungkin masih ingat dalam pikiran dan hatimu
Aku sudah lepas dari napas kasmaran yang engkau buat sendiri bagi aku
Jujur saja aku mengharapkan sesuatu darimu
Biar bangau terbang tinggi diatas napas kasmaran kita
Andai Aku pulang
Andaiku pulang, mengapa engkau sahabat menangis diriku
Jangan engkau hiraukan aku disana
Tuhan telah menghijinkan aku pulang padaNya
Jawablah sahabat risaukan dalam doamu
Keong racun
Nasibmu sungguh tak tega
Gadis-gadis mungil menelaah jiwamu
Para lelaki memujamu
Tak ada yang terindah olehmu
Samurai gelagat cinta boleh berkata
Semudah itukah!!!
Cahaya pewangi cantik melingkar hasrat
Bintang-bintang lain pun bersahabat denganmu
Oh keong racun , tak pernah putus cinta
Hati abang , merasuk setiap keong racun beriak-riak
Kat cinta kau tak pernah lupakan
Luapan sayang selalu naksir engkau lahir ke dunia
Sungguh misteri , dari pada nungguh cakar-cakaran wakil rakyat basi
Aku ingin dengerin suara merdu keong racun
Cumbu lidah bersenadung
Nasibmu sungguh tak tega
Gadis-gadis mungil menelaah jiwamu
Para lelaki memujamu
Tak ada yang terindah olehmu
Samurai gelagat cinta boleh berkata
Semudah itukah!!!
Cahaya pewangi cantik melingkar hasrat
Bintang-bintang lain pun bersahabat denganmu
Oh keong racun , tak pernah putus cinta
Hati abang , merasuk setiap keong racun beriak-riak
Kat cinta kau tak pernah lupakan
Luapan sayang selalu naksir engkau lahir ke dunia
Sungguh misteri , dari pada nungguh cakar-cakaran wakil rakyat basi
Aku ingin dengerin suara merdu keong racun
Cumbu lidah bersenadung
Minggu, 01 Agustus 2010
Cinta atas nama
Betapa mudahnya orang meletakan cinta di atas nama
Hasutan bukanlah akhir dari cinta
Mukrimlah disandangnya
Jujur saja cinta atas nama , bagaikan selembar kertas di mata hukum
Cinta perlu penyajian abadi
Oh dinda aku tak mau cinta diatas nama ,itu mempermalukan harapanku saja
Cinta harus diatas segala-galanya
Buih cinta itu hasrat abadi
Jikalau badai menerjang , mana mungkin cinta diatas segalanya
Petuah ulung
Laksana bulan dan matahari berkawan
Hasrat petuah hanya , kemapuan menghitung hari-hari diatas kemalangan
Bila esok hari petuah pasti, tak menginkar janji abadinya
Sungguh awal dan ahkir tak ada beda bagi dia
Untuk ku dan dia seimbang
Tak mencuri kehebatan sejati
Berbulan-bulan mungkin bertahun-tahun aku merindukan dan melalang buana petuah abadi
Disana hidup di bawanya di tengah samudra tenang
Irama dan harapan petuah hanya gambaran belaka
Sungguh aku terlena dan terpukau oleh petuah ulung
Langkah kematian
Inikah langkah orang bodoh
Disana penuh kebohongan
Penjara paling abadi, saat dunia kiamat
Hati orang bodoh terpikat olehnya
Jiwa orang bodoh mati dalam sekejap saja
Pintu neraka di bukanya, untuk disajikan
Bulan dan matahari malu karena langkah orang bodoh
Jabatan duniawi disandangnya selama-lamanya
Takkabur buah semanis bibirnya
Hujatannya perilakunya penuh magis dan kecurangan
Mentari selalu mencibirnya
Pagi pun adalah harapannya tidak semestinya
Sekilat petir ditelinga orang kejujuran
Wacana mandul
Perbudakan KKN selalu menjadi-jadi
Keadilan tenggelam dalam nasubari semata
Hati siapa yang tak tega sama rakyat
Kepameran budaya wacana mandul
Uang jutaan habis sejenak
Lilung rasanya memikir rakyat yang besar
Bangsa yang besar hanya penipuan
Pembualan pucuk cinta di telinga rakyat
Gedung rakayt hanya tempat angkringan
Tempat surga
Andai aku ada surga di Indonesia
Mungkin orang-orang tak bergelisahan
Bangsa ini penuh syukur
Tak ada orang tergila-gila oleh harta dunia semata wayah
Orang gila pun , berterimakasih
Bersyukur
Andai aku bersyukur , mungkin cecok hilang dalam pundakku
Rasa kehangatan , makin terurai di air mata
Jiwa penuh pengaharapan abadi
Tak ada orang mati tercepat di dunia
Alur cerita mungkin beda
Waktu akan berbalik
Mentari akan memuji kita selamanya
Setiap saat ada senyum membudar dalam bibir kita
Acuh tak acuh akan hilang sendirian
Kejahatan akan malu di hadapan hukum
Hati nurani akan bercahaya setiap saat
Lingkaran setan pasti malu akan kehidupan syukur
Puji-pujian akan meramaikan harapan yang lebih baik
Tak ada seorang pun , membungkuk diri diatasnya
Tak ada orang meminta-minta diatas jiwa bersyukur
Tak ada tangisan palsu dalam jurang dalam
Mungkin kita belum , mengerti arti saat beryukur
Kedamaian abadi terjaga, dalam lingkaran kesejahteraan
Tak ada merana dalam kesunyian jiwa
Pisau pun tak tajam, setajam kurang syukur
Kelimpahan akan selalu terbuka bagi yang mengaharpkan
Baginda akan melantunkan jiwanya dalam sedetik kerjanya
Penjajah akan merikup dalam jeruji
Nunik
Anak penuh talenta jiwa luar biasa
Gadis penuh makna
Bibir besua , hati melepaskan kepuasaan
Air matanya penuh intan permata
Wajahnya penuh kebahagian abadi
Cewek tak mau dimadu
Harapannya hanya muncul dalam hati
Dunia bisa bebas
Seandainya dunia bisa bebas
Betapa agunglah Tuhan
Jiwa aku terkulai oleh jeratan gelapnya jabatan
Bila nanti dunia bebas
Hirup-pikuk masalah yang makin penak akan hilang dan sirna
Masalah buah kemala kama menjadi bantu sandungan saja
Seekor burung merpati juga ingin bebas sebebas yang di inginkan
Semua mahluk ingin bebas , campakan hati selalu menjerit setiap saat
Andai dunia bebas, itu tak mungkin
Buih kehidupan selalu meraja di malam yang penuh kesusahan
Cuh!! Rasanya gelap mata , hati dan dunia tak bisa bebas
Keceriaan hanya isappan jempol saja
Nurani mati, keadaan meharapkan penderitaan saja
Penderma tutup mulut saja
Kegalauan membayangi dunia dalam jeratan nestapa
Hujan utang- piutang
Seorang pertapa berutang-piutang pada dunia
Bertahun-tahun bertanya, apa makna dilahirkan dunia
Setiap hari memikul harapan tak terindah
Jiwa seorang pertapa besabar dalam duka dunia
Ribuan badai selalu datang padanya
Inikah hajatan untuk memuliakan jiwanya dalam kenafaan
Runtutan peristiwa menagih utang-pituang pertapa yang alim
Betapa mudahnya orang meletakan cinta di atas nama
Hasutan bukanlah akhir dari cinta
Mukrimlah disandangnya
Jujur saja cinta atas nama , bagaikan selembar kertas di mata hukum
Cinta perlu penyajian abadi
Oh dinda aku tak mau cinta diatas nama ,itu mempermalukan harapanku saja
Cinta harus diatas segala-galanya
Buih cinta itu hasrat abadi
Jikalau badai menerjang , mana mungkin cinta diatas segalanya
Petuah ulung
Laksana bulan dan matahari berkawan
Hasrat petuah hanya , kemapuan menghitung hari-hari diatas kemalangan
Bila esok hari petuah pasti, tak menginkar janji abadinya
Sungguh awal dan ahkir tak ada beda bagi dia
Untuk ku dan dia seimbang
Tak mencuri kehebatan sejati
Berbulan-bulan mungkin bertahun-tahun aku merindukan dan melalang buana petuah abadi
Disana hidup di bawanya di tengah samudra tenang
Irama dan harapan petuah hanya gambaran belaka
Sungguh aku terlena dan terpukau oleh petuah ulung
Langkah kematian
Inikah langkah orang bodoh
Disana penuh kebohongan
Penjara paling abadi, saat dunia kiamat
Hati orang bodoh terpikat olehnya
Jiwa orang bodoh mati dalam sekejap saja
Pintu neraka di bukanya, untuk disajikan
Bulan dan matahari malu karena langkah orang bodoh
Jabatan duniawi disandangnya selama-lamanya
Takkabur buah semanis bibirnya
Hujatannya perilakunya penuh magis dan kecurangan
Mentari selalu mencibirnya
Pagi pun adalah harapannya tidak semestinya
Sekilat petir ditelinga orang kejujuran
Wacana mandul
Perbudakan KKN selalu menjadi-jadi
Keadilan tenggelam dalam nasubari semata
Hati siapa yang tak tega sama rakyat
Kepameran budaya wacana mandul
Uang jutaan habis sejenak
Lilung rasanya memikir rakyat yang besar
Bangsa yang besar hanya penipuan
Pembualan pucuk cinta di telinga rakyat
Gedung rakayt hanya tempat angkringan
Tempat surga
Andai aku ada surga di Indonesia
Mungkin orang-orang tak bergelisahan
Bangsa ini penuh syukur
Tak ada orang tergila-gila oleh harta dunia semata wayah
Orang gila pun , berterimakasih
Bersyukur
Andai aku bersyukur , mungkin cecok hilang dalam pundakku
Rasa kehangatan , makin terurai di air mata
Jiwa penuh pengaharapan abadi
Tak ada orang mati tercepat di dunia
Alur cerita mungkin beda
Waktu akan berbalik
Mentari akan memuji kita selamanya
Setiap saat ada senyum membudar dalam bibir kita
Acuh tak acuh akan hilang sendirian
Kejahatan akan malu di hadapan hukum
Hati nurani akan bercahaya setiap saat
Lingkaran setan pasti malu akan kehidupan syukur
Puji-pujian akan meramaikan harapan yang lebih baik
Tak ada seorang pun , membungkuk diri diatasnya
Tak ada orang meminta-minta diatas jiwa bersyukur
Tak ada tangisan palsu dalam jurang dalam
Mungkin kita belum , mengerti arti saat beryukur
Kedamaian abadi terjaga, dalam lingkaran kesejahteraan
Tak ada merana dalam kesunyian jiwa
Pisau pun tak tajam, setajam kurang syukur
Kelimpahan akan selalu terbuka bagi yang mengaharpkan
Baginda akan melantunkan jiwanya dalam sedetik kerjanya
Penjajah akan merikup dalam jeruji
Nunik
Anak penuh talenta jiwa luar biasa
Gadis penuh makna
Bibir besua , hati melepaskan kepuasaan
Air matanya penuh intan permata
Wajahnya penuh kebahagian abadi
Cewek tak mau dimadu
Harapannya hanya muncul dalam hati
Dunia bisa bebas
Seandainya dunia bisa bebas
Betapa agunglah Tuhan
Jiwa aku terkulai oleh jeratan gelapnya jabatan
Bila nanti dunia bebas
Hirup-pikuk masalah yang makin penak akan hilang dan sirna
Masalah buah kemala kama menjadi bantu sandungan saja
Seekor burung merpati juga ingin bebas sebebas yang di inginkan
Semua mahluk ingin bebas , campakan hati selalu menjerit setiap saat
Andai dunia bebas, itu tak mungkin
Buih kehidupan selalu meraja di malam yang penuh kesusahan
Cuh!! Rasanya gelap mata , hati dan dunia tak bisa bebas
Keceriaan hanya isappan jempol saja
Nurani mati, keadaan meharapkan penderitaan saja
Penderma tutup mulut saja
Kegalauan membayangi dunia dalam jeratan nestapa
Hujan utang- piutang
Seorang pertapa berutang-piutang pada dunia
Bertahun-tahun bertanya, apa makna dilahirkan dunia
Setiap hari memikul harapan tak terindah
Jiwa seorang pertapa besabar dalam duka dunia
Ribuan badai selalu datang padanya
Inikah hajatan untuk memuliakan jiwanya dalam kenafaan
Runtutan peristiwa menagih utang-pituang pertapa yang alim
Langganan:
Postingan (Atom)