Sabtu, 03 Juli 2010

Matahari berpulang
Harapan hilang
Drama anak manusia tak ada hari esok
Kenangan telah mati dalam pelukkan bumi
Bunyian telah menjadi dangkal
Jiwa terseok-seok telah menjadi bubur
Kehangatan makin menjawab hati iman manusia
Kepiluan adalah sebuah hasrat kehidupan belaka
Betapa durjana hati kita saat matahari menyayangi kita
Tak syukur dalam semua , hanya kemarahan memenuhi hati kita
Reputasi kita telah hilang dalam waktu akan datang
Keirian hati kita penyebanya dari semua itu
Kita tak bertanggung jawab mengapa terjadi matahari berpulang?
Secepat petir menyambar hati kita
Alam akan menghukum hati manusia tak peranh bertobat
Tak ada kegembira dalam palungan hidup manusia
Tak puja-puji melangkah kedepan
Hanya neraka mecintai hati busuk




Sesuap nasi
Harapan kita semua
Tak teruraikan kata maupun ketulusan
Jujur saja kita sering mencabik-cabik sesuap nasi
Harga diri kita menuaikan protes pada pemulung dan busur lapar
Kenistaan telah melanda sosial munafik
Kejayaan pedang dan hukum penuh darah orang papa
Betapa biadab hati kita melawan hak orang papa
Sungguh ironis tedangan kita penyebabkan orang haus akan bahagia
Waktu pun hanya melambaikan harga dan jabatan saja
Niscaya Tuhan akan bertindak pada haluan kerendah hati manusia







Musim bertobatan
Alam makin menyising pada kita
Kehancuran harta benda kita bak tak bertuah
Tangisan hanya sepenggal harta menemani kita
Angin sepoi-sepoi menghatui jiwa yang tak berdosa
Kemurkaan alam hanya senjata ampuh bagi kita
Hidup-mati kita bagaikan air tawar
Gelisahan hati melukai jiwa
Hirup-pikuk alam niscaya mengubah hati anak manusia
Waktu dan harapan akan bergandeng tangan dengan kita
Hakekat manusia baru , menopang kehidupan nyata






Mantol kehidupan bercinta
Mincis mata memandang dari sana
Pelukan cinta itu lebih I fully
Jutaan anak manusia perlu berlaras cinta
Ufuk timur bercerita tentang anak manusia
Bibir dan mata bersenadung syair –syair muara hati
Jiwa dan hati tenggelam dalam samudra cinta
Alangkah indahnya mantol kehidupan bercinta menutupkan aura cinta
Betapa hangatnya cinta itu jika berseteru selamanya
Nurani siapakah? Yang mau mengunakan mantol kehidupan bercinta
Andai taulandan bersyukurlah pada Allah Maha esa
Jika aku tahu sejak dulu mungkin bumi akan berdamai







My madam
Oh my madam jauh dari belahan jiwa
Perpisahan mengharukan rasa keibuhan
Sayang, kita telah bepisah
Engkau di alam baka, aku di dunia ini
Cinta tak punya batas semestinya
Andai kau masih hidup senyum bagaikan bulan sabit di malam kudus
Raut wajahmu menyuburkan rasa sayangku padamu
Di malam kudus ini aku ingin mengatakan suatu hal
Bila cinta sebiji sawi itu lah awal tumbuh kehidupan baru




Rindu aji
Sahaya mata memandang, harapan pasti ada
Gelisahan hati menuai rindu aji
Disana tempatnya kesucian cinta
Butir kemesraan tiba saatnya


Pasir putih
Tak menyangka pasir putih murah hati
Betapa luasnya terbentang pantai yang indah
Hirup-pikuk pesisir pantai merindukan hamparan pasir putih
Sungguh Tuhan maha tahu
Bibir dan mata hati tak bisa berbuat
Tak bisa terpisahkan dua orang sejoli yang madukan cinta dihamparan pantai


Cinderamata mata hati
Ku tunggu engkau di bandara
Saat kau memandang aku, tak betahnya aku
Cibibiran orang membuat aku malu
Buah merah jambu itu yang bisa kuberikan
Tak ada diantara kita ada kasih yang paling mendalam
Ini kerja keras aku untuk mendapatkan cinderamata abadi darimu

Hirup-pikuk kota Jakarta
Sesuap nasi makin tak memuakan hati manusia
Oh Jakarta.. oh jakarta kau sibuk dengan ulahmu
Bini pusing, megamertopolitan menyusahkan harga siang malam
Tak ada uang pasti apes
Muka penuh hujan impian orang
Tak makan ,tak usah kembali jakarta
Bulan dan matahari tak pusing ulah jakarta
Opini hanya impian hanyut dalam riwa-riwi saja
Sebutir beras hanya sebagi pelengkap kehidupan saja
Hanya rumah berantakan yang dicari orang-orang di dunia ini
Banyolan jakarta sudah mencuburkan dimana
Selokan mampet itu tanda yang paling magis
Apalagi, jeruk legi tambah sumpek
Nasi aking andalan orang jalanan




Misteri cinta
Ah itu hal bodoh
Mengapa seorang anak manusia jatuh dalam misteri cinta?
Butiran embun menghasut anak manuis lapang dada
Cucuran air terjun puntak bisa menginkari janjinya
Hanya hati maha tahu
Sepucuk hangat kasih menjelami jiwa dan raga
Seorang dara telah menemukan jejak-jejak misteri dalam hati
Air laut sebiru harapan diatas



Pemulung kampung tua
Setetes darah mereka menembus yang dicari
Tak ada akar pun jadi
Tak menyangka mereka bukan seorang biadab
Hanya ingin melesaikan tuas dari keluarga
Semanis gula mereka menceker dijalan-jalan kampung
Bila itu hal bersyukur , mungkinTuhan maha adil
Seberat dosa mereka berada dalam badai kehidupan
Atau sehina mereka mencari sumber kehidupan bagi mereka



Warteg Bu nyatmi
Dalam persimpangan simpang lima mengadu rupiah
Air keringat mereka melebar dalam haulan kepanasan
Sunguh ironis mereka tak bisa membayar utang pada juragan pinjam
Mereka memeras tenaga dengan ketulusan jalanan
Tak ubahnya mereka terusik dengan gaulan hati
Itulah panggilan hati tak cemburu atau melempar kewajibannya
Harapan pasti ada dalam masa akan datang
Bila Tuhan mengijinkan hidup mereka bahagia ini pelajaran bagi kita
Kadang kita lupa akan kesederhanan mereka dimata Tuhan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar