Rabu, 28 Juli 2010

Restu orang tua
Ibarat klambu emas melangkahkan seorang anak akan dunia dewas
Betapa indahnya restu orang tua , seindah mutiara-mutiara laut
Jangan lupakan beliau, sudah pasrah memasrahkan engkau pada Tuhan
Sungguh tak cukup tak ada restu orang tua
Hingga ahkir hayat restu orang selalu mendamping kita
Jiwa beliau telah usur karena waktu berganti
Disana pintu surga terbuka bagi siapa saja
Harga diri anak dirancang dengan sempurna
Kepuasaan batin tak pernah tutup dipelupuk mata



Happy party
Betapa indahnya, saat aku happy party
Tak ada kenangan dalam happy party
Dunia serasa lepas dikau
Malam di penuhi bintang cantik-cantik
Harapan baru akan menanti




Tongkat tua
Tongkat bagian kehidupan masa depan buta
Betapa berharga bagi dia
Jangan lepaskan aku dengan dia
Ijin aku hidup semati dengannya
Bila aku tak ada rawatlah dia
Hari-hari kesepihan aku dengan dia adalah takdir dari Tuhan
Hanya harapan aku ingin berkerja dengannya




Gedung tua
Lukisan terpampang dengan indah di sudut ruang gedung tua
Tak seorang pun bisa mengartikan arti lukisan itu
Dengan hati ramah, mungkin seorang pelukis melukis yang didambakannya
Bila aku boleh merawat gedung tua itu
Siapa pun tak boleh menghancurkan kebaikkan seseorang perjuang











Renungan semarak Hut RI
Betapa dosa bangsaku?
Korupsi, pelanggaran ham menjatuhkan harga diri bangsa
Rasanya aku malu terhadp bangsa tak malu dan belajar dari sejarah
Gimana mungkin negara memboyong piala coruption
Merdeka ….!!! Merdeka……!!!
Inikah kemaluan bangsa selau jadi teror paling top!!!!
Markotop!!!!1 kalah
Doyan ama duit gembus







Lilung
Itu sebuah endapan rasaku
Sebiji bola mataku jatuh sebuah pemandang eksostis
Badan udah lemah begini , hidup seorang bujangan tambahtan hati
Deru hujan melanpaui hati aku
Rasa tak ada teman untuk membersihkan hati
Darah hati sudah penuh kotoran
Biar lilung mengalir dari lubuk paling dalam
Rasa laparkan akan jiwa surmingah
My brother pergi bersama istri





Perahu ke dua
Inikah tempat penuh
Roh nuh bersemayam dalam perahu kedua
Hati siapa yang percaya pada Tuhan
Tuhan maha tahu keadaan kita
Percayalah pada roh Tuhan
Disana hati tenang
Kerinduan pasti mendekati ajal
Dayungan perahu ke dua melukis betapa baiknya allah

Duta kehidupan
Betapa mirisnya hidup ini
Orang hanya ingin memang sendiri
Duta kehidupan telah usur ditelan jaman
Sana-sini dipenuhi rasa kegelisahan
Sahabat mengapa kau menemuhi duta kehidupan
Jangan lupa salam buat duta kehidupan
Biarlah duta kehidupan bekerja demi mu
Dia oh dia sebagai duta kehidupan
Mungkinkah waktu akan menelaah dia
Mutmu juga mutku
Jangan lupa akan ajal menghadang engkau




Musik jiwa
Germicik hujan dan kecapi melukis indah musik jiwa
Hasrat untuk bersenadung
Bila inikah jawaban jiwa
Jiwa tergantung olehnya
Takdir melarang kita tuk taksirkan musik jiwa


Sahabat yang hilang
Kemana kau pergi?
Aku tau bahwa engkau lupa akan hasrat kehidupan
Dimana kau pergi, pasti aku menunggu mu pulang kembali
Jangan ada dosa diantara kita
Hidup hanya sebuah lap gombal
Berdoalah sebelum engaku pergi
Biar hatimu tenang
Angin dan api akan mentuntun engkau pergi nan jauh




Kesedihan abadi
Aku menangis oleh dia
Sungguh tali emas diantara kita putus entah kemana
Aku merindukan bulan dalam tidur
Kehangatan aku dan dia hanya hampa rasanya
Sepucuk surat yang ku terima sudah hanyut dalam impianku yang tak terduga




Jika ada kita di kereta selingkuh

Apa yang ada benak diri kita?
Mungkin sesuatu yang haram bagi kita
Cemooh menghampiri kita bertiga, dan seterusnya

Hanya buang berita tentng lesum di kereta ekspres
Ini namanya berkat atau nikmatnya
Aku saja tidak berani pada orang tuaku
I love fully
Joss…….joss….. bang yos
Sumber kenikmat yang nakal dan jadul
Biasa bos gebong teroris tak melarang untuk selingkuh saja





Punjangga penyair tua

Siapa aku ini?
Apa perkerjaan aku?
Aku hanya meringis di depan komputer tuk mengetuk hati pembaca
Tak iba rasa aku melaah puisiku penuh makna
Kadang aku terkurung oleh diriku saja
Betapa pahitnya mencari uang
Negara sudah nasdem
Mungkin Surya Paloh mengemis sama aku ini
Aku sudah tua
Negara sudah merdeka
Kata diriku negara belum merdeka
Obat terlarang memperparah sakit rakyatku ini
Banyak kuli nganggur
Sby cuma ilusi saja
Perut kehidupan sakit maag
Aku sudah tua ini usur umur
Tinggal akar hayatku dipanggil Sang Akhil
Ha…. Ha……ha…..




Musik keroncongan andalanku

Musik ini tersekima oleh buah manggis
Rasanya solo-jogja keroncongan budaknya
Setiap malam pagi sore dua kali lipat manggung di soto rumput warung budheku
Biar kata orang itu kuno, nostalgia berlanjut
Beradab atau tak beradab sami mamon
Bukan duitnya di cari tetapi, khas sekhas Raden Ayu Keraton
Byar banyu segara. Segara



Dua sejoli dua hati
Kata orang musrik
Begini pahit
Menurut rujuk orang lewat
Mungkinkah hubungan tetap langsing sinset
Biar kata orang mau apa ? yang penting rasa bung!!!
Bung cara bung
Indie .. indie .. indie jrah langsung terbang tinggi
Jika suka sama suka , itu masuk satu satu gol
Seger…..seger rujak cingur
Biar gak darah tinggi atau jantungan gak usah musing


Duit makan jeruk atau duit dimakan jeruk
Pusing amat sowe ora ketemu
Kalau ketemu minta
Bising amat , naik pesawat ke Taiwan
Duit lari cari jeruk
Benang bundet jeruk ketemu jeruk
Jadul bisa go Internasionil
Hee…….. jangan marah lho!!!
Nanti mirip lohan







Bandel karena cinta

Itu sikap yang bijaksana
Gimana rasa kalau buang angin sejuk di awan gelap gulita
Takutnya putus layangan terjadi
Hirup-pikuk jaman orang makin bandel karena cinta
Sowat gituloh!!! Kalau gak bandel cinta susah didapet
Emang gue orang tanpam bandel
Gyus jangan kira dian hening percaya ama aku
Dia masuk jebakan berkali-kali
Santapnya ikan bakar pagi-pagi benar



Gang perjaka
Bila anda ingin cari jodoh pria disini tempatnya
Pos kan saja di jalan ahmad yani blokade gang perjaka jakarta selatan
Disana rayuan jumbo dan tangisan tumpah ruah
Hanya taulandan saja
Hidung belang jadi idola
Jangan malu-malu ah!!!


Budi daya makan pagar tanaman
Bisakah hidup ini gak usah maling
Hush …… biola berisik
Apalagi, pacar di suruh makan pagar tanaman
Justu itu!!, paling hebat
Hiiii….. sampai simpang lima jadi jemuran pacar
Kambing jantan atau hewan berbau jantan pasti suka makan rumput kali
Aneh kan!!!, kami isnting paling kuat dan suka nyerobot pintu yang terbuka
Ini bulan ramadhan jangan sok makan pagar tanaman
Kalau gitu para tikus berdasi sok makan pagar tanaman



Saat yang terlupakan
Kehangatan bersama makin menjauh dari bintang-bintang kecil
Hasrat demi hasrat mukiri hati
Hancur dan nestapa, bila kenangan semua kan berlalu
Pondasi kehidupan keluarga hancur mina
Betapa banyak orang biadab dari pada seekor binatang buas
Orang buas dan menluntahkan omongan
Semua orang memandang duri-duri yang tajam
Kerakusan dan kesombongan biang keladi
Inikah namanya keikhlas hati manusia
Cucuran kesmesraan luntur karena medem
Kelucuan dan senyum hilang begitu saja
Ayah dan kakak berkeliblat dua arah
Omongan jadi amarah




Belajar
Itu hal tak mudah bagi aku
Sejalan panjang aku belajar
Kadang hambatan merayu aku
Disana aku di uji untuk harapan lebih baik
Sungguh aku terlalu bodoh tak mau belajar
Emang orang tuaku menuntut segalanya dari aku
Bapak telalu menuntunt aku lebih baik
Tetapi beda dengan masa-masa mereka muda dari orang tuaku ini





Apa ada diantara orang tuaku dan kakakku
Hari-hari penuh kemalangan, aku tertegun dan sedih hati
Kakakku menuntut harta warisan pada orang tuaku
Inikah namanya dunia kebahagianku
Dalam telinganku sering ayahku merintih kesakitan ke Surga
Dimana mendiang ibu, keluargaku selalu pecah belah












Kiamat ke dua


Senja makin mendekati abang pintu batas
Disana manusia berrhenti meluntuhkan kata kejian
Tabir akan lewati ke abadian
Semua jiwa seraya merenungkan apa yang di hasutannya
Boleh hati manusia , membisu
Tetapi rahmat adalah kewajiban
Tibalah saatnya merubah segalanya



Pukul tiga
Apa enaknya pukul tiga
Begitu magis pukul tiga
Disana aku dilahirkan pukul tiga
Jangan lupa bersyukur pada pukul tiga
Kalau tidak ada pukul tiga, dunia tidak sempurna seperti ini




Rumitnya Jakarta
Lalul-alang kendaraan, menjatuhkan diri manusia kota
Waktu bagaikan barang berharganya
Tiada hari,tiada henti manusia kota selalu ribut
Nah!!! Orang kaya ribut karena ulahnya sendiri












Bermain
Itu lebih indah dari segalanya
Jiwa manusia bermain-main dalam gelora ombak
Tuhan tak mungkin bermain dalam kehidupan manusia merana
Tuhan pun sibuk dalam permainanNya
Jika hati manusia tahu Tuhan menonton permainan manusia
Mungkin, sekejap dunia permainan manusia makin berkembang
Betapa lugu kita seorang manusia menlaah kesibukkan sendiri





Malam Suro

Bulan purnama makin mendekati ke bumi
Cahaya kemilauan makin menjadi-jadi
Bidadari laksana turun ke bumi
Umat manusia memandang dengan terpukau
Saat itu ramai-ramai rayakan kemengan atas kejahatan
Bila jutaan manusia memadahkan harapan baru bagiNya
Sungguh indah dan menawarkan suasana baru
Kejujuran hati manusia paling mendalam tumbuh dalam seribu malam
Bukit pun menjadi dataran paling indah
Kesucian mempancarkan sirna dari Surga



Bahasa
Sebuah ikatan janji sehidup semati
Tujuh turunan tak mungkin menhapuskan bahsa dari muka bumi
Jika ada ikatan mari bersatu dari beribu-ribu bahsa
Saudara jangan lupakan bahasa kita
Jika lupa akan bahasa ibu , betap murka engkau
Setiap jiwa manusia mengikatan bahasa kehidupan ibu






Munyuk

Binatang paling aneh di dunia sekarang
Betapa banyak jumlah munyuk dalam satu detik
Jika orang bilang sayang munyuk , orang pasti gak percaya
Oh munyuk , apa engkau harapkan dari padaku?
Apa engkau punya pacar yang lebih jelek dari padaku?
Disana aku tresna padamu
Mengapa engaku mau menghinggap dalam batinku
Sungguh duniamu indah daripada, orang katakan
Emang jaman sekarang jarang padamu
Orang hanya suka jika kau banyak uang milyaran
Jangan kau korupsi dari padaku





Sheila On Seven

Malam itu malam penuh candu
Banyak wanita berkilbat padanya jua
Band asal muasal tersohor di Jakarta tak terduga mengundang kupu-kupu malam
Riuk suasana mewarnai harapan baru pada Salatiga
Jangan bilang pada sayangnya
Inikah namanya pesta yang meriah
Di situ aku menunggu , pacarku berpose padanya
Betapa dinginnya udara, banyak orang berhura-hura
Sedetik, semalam aku tak minta apa-pun darinya












Takbir mesjid

Suara kumandangnya, mengundang umatnya bersholat
Ku ingat suara itu, Allah memanggil hati untuk beribadah
Betapa indah yang kurasakan dalam hatiku
Betapa bersyukur aku
Inikah namanya jiwa menyesal dan mau bertobat
Sepanjang ku lupakan suaraNya
Tuhan tak membiarkan umatnya dari kedosaaan





Penulis hebat
Seorang penulis hebat butuh naluri jiwa
Tak enyahkan masalah dipecahkannya
Sejagat merana karena kehilangan dia
Sang kekasih dan penyayang masyarakat
Raut wajahnya pasti penuh senyuman
Tak seorang bisa membidik kata-katanya dari mulutnya
Ranjaupun jadi indah seindah bunga mawar
Beliau hanya” menulis saja”
Kerisauhan hanya bagi dia bak kutu dipelihara menjadi superstar
Uang bagi dia , hanya jalan menuju kepuasaan hidup
Rel-rel kehidupan beliau dibuka lebar-lebar
Wajah kita makin ceria dan terbuka olehnya
Siapa nyangka telur busuk , bagi dia diubahnya










Lebaran

Sebentar lagi lebaran, kehangatan keluarga makin nyata
Satu tahun lebih kita, tak bertemu
Kezaliman dunia , makin terpukul saling memaafkan
Rasa gundahku terobati oleh Lebaran
Niscaya kenangan yang tak tertinggal dalam benak
Jakarta makin sepi, udara sejuk kembali
Alam pu akan saling memaafkan
Kelezatan makanan desaku terlunas karena lebaran
Kebersama menuaikan harapan baru di tengah ujian dan cobaan





Aku dan sahabatku


Dua mata uang keping yang berbeda
Rasanya aku kangen padanya
Bila esok ada harapan, aku jemputnya di Surga
Dia mengerti aku kesakitan di dunia ini
Rasa hambar jika aku tak mengirimkan doa baginya
Lima tahun lamanya ,dia menimggal karena tabrakkan
Malam ini aku ingin menjemput dia lewat mimpi




De Jenero
Sebuah kota apik
Para bangsa memuji dia
Taman-taman surga tumbuh dalam budaya Spanyol
Esk Spanyol memberi kehidupan ekonomi kuat dalam dunia internasional
Jangankan, kita pergi kesana
Namanya terdengar di telinga kita pasti, alam yang kaya




Indonesia
Mengapa engkau suka mengamuk?
Apa perutmu lapar ?
Apa yang hinggap dalam pikiranmu?
Tuhan telah memberi segalanya bagimu
Jujur saja aku melihatmu sering gelisah
Mungkin suatu saat engkau tak merenggek terus-menerus
Apa dosa yang selalu membayanggimu?
Negara-negara lain sering iri padamu
Apa yang aneh dalam bangsa yang besar ini?



Danamon pop

Rasa mati aku , raja pop Indonesia
Jika aku datang merayu danamon pop
Segembel perilakunya
Judes kasir danamon pop
Bila hati tak tahan aku buat danamon pop
Oh danamon nama paling indah
Hajatan besar bank pemerintah bisa meracuni nasabah
Tak kalah dengan Sumber Kencana
Danamon pop punya tarikkan mang gembel
Uang majikkan jadi omelan saja




Raditya dika
Oh siapa saja mau di tak lewati oleh bidadari cantik
Banyak yang ngaco pada pria ini
Seandainya aku ganteng melebih dia mungkin, rejeki lebih indah
Oh lelaki multi talenta sok jago nulis karamel
Jiwanya penuh intuisi
Makanya banyak kupu-kupu lari padanya
Betapa beruntung dia, raja nyawer nulis
Kambing jantan nurun padanya
Jangan lupa kambing selasih
Guru (Irmansyah Efendy)

Teratai yang indah tumbuh dalam dunia fana
Sang maha mengasihi hati yang terluka oleh dunia
Hanya senyum ,Beliau berikan pada kami
Hati beliau sangat bahagia, bila kami rajin berpasrah
Beliau melebih segalanya
Keinginan beliau hanya dunia damai
Beliau orang bersahaja dimata kami
Kami murid-murid rindu padanya
Oh teratai yang abadi , Engkau tebarkan dalam dunia dosa
Oh teratai sahabat jiwa yang teriris oleh tajam pisau hati dunia





Ayahku
Terimakasih ayah
Kau bagaikan harapan bagi anak-anak
Kau orang tua kami satu-satunya
Kadang kami kilaf, kau memberi payung pada kami
Kau orang jujur dan bersahaja
Kadang kami, lupa akan kebaikkan mu
Umurmu usur , memberi kami pelajaran paling berharga
Kau tak tak membalas perbuataan kami yang sering menyayat hatimu
Maaf kan aku anak yang belum beruntung dari pada kakak-kakakku
Ayah … jangan menangis bila kakak kejam
Tuhan pasti membalas kebaikkanmu
Ayah …… ayah ….ayahku
Setelah mendiang ibu kadangan, aku ingin menjagamu selamanya
Ayah….ayah…. ayah orang tuaku yang tak pernah cemburu karena harta
Berdoalah ayah pasti, Tuhan mendengar rintihanmu yang luhur
Ayah….ayah…… aku rindu seperti dulu
Ayah aku tak ingkar janji almarhumah ibu
Ayah maaf aku ini anak pencundang tak pantas menyandang sebagai anak ayah
Ayah engkau seorang kakek bagi anak-anak kakakku
Doamu yang kubutuhkan sekarang ini


Huyodo ,Edy, Warso,Lukman, Boromeus

Seorang spiritual yang alim
Mereka sebagai harapan semua jiwa
Karena mereka lah dunia lepas dari harapan
Jiwa mereka sangat suci dan mengharukan semua mahluk
Bila dunia dalam goncangan berat, naluri mereka mengobati
Inikah banyak teratai tumbuh dalam kedosaaan Dunia
Mungkinkah waktu akan metabiskan mereka
Mereka ujung tombak kehidupan dalam mengarungi pahit dunia
Mereka menjadi garam dan terang dunia




Suarat pembaca
Tak lepas dalam benakku
Mengisnpirasiku tuk menulis
Ibarat aku dan pacarku
Disana aku mencakar-cakar tulisanku
Dalam lubuk hatiku, hanya itu bisa ku tebarkan jawaban batinku
Tak menyangka setiap hari aku sayang padanya
Mungkin ini anugerah Tuhan
Oh surat pembaca, jangan risau dari palinganku ini
Bila ada hari esok , banyak obat mujarab
Disana orang terdidik karena membaca kegundahan





Surat tanpa nama


Tak tahu alamat datang surat ini
Takbir telah menunjukkan ada suatu harapan dari surat ini
Bila aku membaca surat ini, mengingatkan masa mudaku
Mungkin dari Tuhan?
Tak mungkin bagiku ini seorang penjahat
Bila surat ini membawa rejeki , dalam doaku
Aku bersyukur pada Nya maha tinggi dari padaku
Biar batin dan hati ku menelaahnya
Aku tak tahu harus membalsa kepada siapa
Usur bagi aku untuk tak mengecewakkan surat ini
Disana aku merenungkan jawaban balasan bagi surat tanpa nama
Praktis saja aku memperdulikan surat ini
Jika umurku masih kakanak-kanak, sudah tercoret oleh lukisan Tk




Gelap malam

Hati manusia tersia-sia oleh waktu siang
Hajatan bekerja telah berahkir
Alam pun menuyuruh manusia beristirahat
Bila pagi esok, mulai bekerja dengan udara segar dan tenaga segar
Gelap malam , membuat manusia beruntung dalam dua puluh empat jam
Jiwa yang rapuh tuk berdoa pada Sang Khaliknya
Gelap malam terdengar suara-suara tidak kelihatan
Umur manusia menertawakan gelap manusia
Disana manusia di uji dalam tidurnya
Sungguh menghinggap dalam tidurku
Kejutan untuk manusia telah berahkir dalam gelapnya malam




Hujatan menjadi nyata
Disana aku menangis, rasa pilu menutup bayanganku
Tak seorang pun hina, tangisanku wadah hukumanku
Badanku terluka karena tak ada yang peduli
Ahkir hayatku bagaikan selembar kertas putih penuh coretan piluan
Darahku terhisap olehnya
Disana aku terlunta-lunta
Biar jiwaku terenyahnya bagi dia yang memiliki dari aku
Naas bagi aku ter kurung dalam hujatan
Buih kehidupan hanyut dalam dekade mendatang


Sepatu kencana
Oh sepatu kencana, engkau sahabat jiwa
Jangan lupa daku. Kau harapan ku jua
Ratumu ,kau angkat dalam istana
Jasa-jasamu luhur demikian harapan mu padaku saja

Cakrwalamu membuka hati aku tuk menlaah hatimu jua
Disana lah pengikat makna dalam kerinduan
Rasa hampa tanpamu , bertapa hari-harimu
Kini kenyataan menyadi nyata
Siapa yang memujamu






Akal sehat
Berapa jumlah orang berakal sehat
Semua menipu dalam dirinya
Waras atau tak waras itu hanya permainan saja
Kurindu negeri dipimpin hebat hati nurani
Biar begitu saja masih suka menyeleweng dari
Air mata rakyat selalu hancur tak ada akal sehat
Begini negara orang gila duit
Alam akan murka dari segalanya
Tuhan akan menundukkan musuhnya
Jiwa yang sabar akan di pangkuanya dalam ridho
Hanyut seberapa dosa hamba bangsa aku
Badai kkn akan hambar rasanya
Aku malu aku malu akan akan akal sehatku











Senyum bludak
Ini namanya gensi, yang di dapatnya
Siapa tahu dalam hatinya penuh lumpur abadi
Waspadalah dalam bersenyum bludak
Racun dunia munafik membara dalam hatinya
Bau tak sedap muncul dalam ribuan hariaanya
Sayang Cuma semu saja
Hanya uang penolong baginya
Cemburu senjatanya melawan segala keabadian
Cinta kesombongan yang di cintainya setengah mati
Toh !! Tuhan tak tidur, baginya Tuhan cerobong asap
Sampah hasil kerjanya
Mereka tersipu-sipu karena bola panas yang ditangannya







Gitaris tua

Badan penuh duka rasanya
Bidak sejarah terus mengumul bagi gitaris tua
Usia senja telah bersahabat bagi dia
Legendaris disandangnya
Cuh karya-karyanya menyampaikan kabar-kabar hati bagi generasi berikutnya
Tingkah-lakunya bersenadung bak waktu muda










Macet
Oh Jakarta ulahmu begini
Baginya memandangnya wajah makin sesak bagi mendiami
Hukum apa yang harus di berikannya
Aturan hanya isu-isu belaka
Makin hari menjadi-jadi
Tak ada jawaban di telinga penduduknya
Harapan jakarta akan sirna
Ke ulungan menghinggap kemacetan saja
Tak ada hari esok yang mengenakkan saja
Jabatan hanya sebatas pakaian yang dikenakan untuk meracuni
Kemacetan disandangnya, tak mengukiri tuk mencari sesuap nasi saja
Hati siapa yang tak terpuka olehnya
Hirup-pikuk saja yang di gandrungi Jakarta




Cinta atas nama

Betapa mudahnya orang meletakan cinta di atas nama
Hasutan bukanlah akhir dari cinta
Mukrimlah disandangnya
Jujur saja cinta atas nama , bagaikan selembar kertas di mata hukum
Cinta perlu penyajian abadi
Oh dinda aku tak mau cinta diatas nama ,itu mempermalukan harapanku saja
Cinta harus diatas segala-galanya
Buih cinta itu hasrat abadi
Jikalau badai menerjang , mana mungkin cinta diatas segalanya














Petuah ulung


Laksana bulan dan matahari berkawan
Hasrat petuah hanya , kemapuan menghitung hari-hari diatas kemalangan
Bila esok hari petuah pasti, tak menginkar janji abadinya
Sungguh awal dan ahkir tak ada beda bagi dia
Untuk ku dan dia seimbang
Tak mencuri kehebatan sejati
Berbulan-bulan mungkin bertahun-tahun aku merindukan dan melalang buana petuah abadi
Disana hidup di bawanya di tengah samudra tenang
Irama dan harapan petuah hanya gambaran belaka
Sungguh aku terlena dan terpukau oleh petuah ulung



Langkah kematian


Inikah langkah orang bodoh
Disana penuh kebohongan
Penjara paling abadi, saat dunia kiamat
Hati orang bodoh terpikat olehnya
Jiwa orang bodoh mati dalam sekejap saja
Pintu neraka di bukanya, untuk disajikan
Bulan dan matahari malu karena langkah orang bodoh
Jabatan duniawi disandangnya selama-lamanya
Takkabur buah semanis bibirnya
Hujatannya perilakunya penuh magis dan kecurangan
Mentari selalu mencibirnya
Pagi pun adalah harapannya tidak semestinya
Sekilat petir ditelinga orang kejujuran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar