Sabtu, 10 Juli 2010

Mencuri pandang
Inikah namanya simpati dan empati
Energi simpati dan empati mencurahkan kesempurnaan
Bila empati dan simpati menebus pandangan ke arah akal sehat
Bila suatu hari nanti , kita sadar akan energi simpati dan empati
Cahaya kebahagian turun dari tahtanya
Sungguh pelajaran baik bagi kita
Disanalah pusat semua kehidupan manusia sejati




Hati
Kesucian jiwa manusia paling dalam
Bila esok menanti , surga abadi melahapkan kedosaan kita
Tak tahu manusia menghunus pedang sendiri
Pujian dan derita manusia merusak hati manusia
Bisakah hati menelah perilaku jahanam
Seribu bahasa, tak lekang dengan busuk hati manusia
Memang manusia dalam keputusannya menyelewengkan hati
Dalam hitungan waktu hati manusia mengawal dunia cakilan
Bila hati bagaikan teratai mungkin dunia ini indah




Jejak-jejak hilang
Betapa dunia kelam dalam kesibukkan sendiri
Harapan tak pernah putus di tengah obrit
Bila esok tiba Tuhan mengasih dunia dengan jejak-jejak yang baru
Mentari bersahabat bila , surga menapak diri dalam kehidupan

Oh
Jejak –jejak hilang, dimana dikau jejak-jejak hilang dalam terpan ombak dan badai
Jika membisu, jangan begitu saja
Aku tolong dengan irama harapan yang baik
Kehidupan sudah belantara, jujur aku tak menemukan jejak-jejak yang dulu hilang
Mungkin waktu dan abad menawarkan jasa dengan iba
Malam petak menghapuskan diri dari jejak -jejak hilang
Sesosok pahlawan tak lekas hialng jejak-jejak yang patriotis
Mungkin ini jejak –jejak hilang itu palsu
Setengah abad jejak-jejak hilang menembus batas murka Tuhan
Sebegitu mudahnya manusia menghilang jejak-jejak dan lupa
Bagaimana mungkin manusia menjadi beradab
Awan-awan hitam menyelami jejak-jejak hilang
Butir-butir kebahagian telah usang
Masihkah ada harapankah?






Buawana
Bencana menghingapi jiwa
Suhu kemersaan luntur karean jiwa rapuh
Takdir tangan Tuhan turun atas hukuman
Semua alam semesta hancur tak terpedaya
Sekejap mata aku tak layak karena buwana hilang lenyap




Biduan
Tangisan melantukan hal tak mudah dimengerti manusia
Tak seperti hamparan pasir putih menyampa biduan dera ombak dan badai
Bila nanti biduan menanti jejang kehidupan baru
Disanalah makna dan kata berterimakasih pada syair yang indah
Jangan kau hiraukan hal itu dengan semestinya
Hanya kehampaan melukis dalam jiwa
Suatu nanti hujan biduan menuntun hati kemabli pada Sang pencipta




Gaduhan
Membuat dikau murung dengan sepucuk surat padaku
Bila engkau menulis surat jangan menghiraukan harapan dan janji tak mungkin
Di sana lah dikau dikuatkan dan ekspresi batin memuka janji-janji sebuah nanuri yang the best
Bila ada waktu aku balas dengan kesungguhan hati aku
Jangan kau balas gaduhan dengan mata batin buta akan uang dan dunia
Sahaya kau memuji dirimu dalam malam yang gelap dan badai mendera jiwa sakit ini
Bila engkau ingin meluk aku , peluk hatimu dan bayang wajahku yang murah senyum
Tak sekeping mata uang jatuh dalam air limba
Biar telingamu menyelamatkan dari bisikkan setan



Cempengan
Betapa malunya aku , melihat negeri penuh cempengan
Disana pundak pemerintah makin berat
Kemiskinan merontok rasa persaudaraan yang lebih erat

Haulan banyak omong penuh busa-busa kemalauan
Tak bisa berbesar hati, sebab virus cempengan merasuki hati
Memperkosa wanita yang lagi mandul dalam beberapa bulan
Air keruh penuh uang korupsi
Bila wajahku sudah tak seindah impian banyak orang




Tengah malam minggu yang indah

Tuhan memberi aku hadiah yaitu naik Sumber kencana AC dan patas
Tak menyangka aku berdoa pada Tuhan
Tuhan memberi terbaik pada aku yang sering cemburu
Terimakasih Tuhan……. Insayah Allah aku naik haji tahun ini
Walaupun malam penuh krisis apa pun ,aku bisa membeli tiket ke Surabaya
Weleleh.. bis mania… oh bis mania
Mungkin ibu melihat dari surga , aku tetap percaya
Kusimpan baik-baik kacis itu dalam brankas lemari aku
Sebagai kenangan yang tak pernah lupakan


Ayahku murung saat mendiang ibu


Betapa aku sedihnya
Mengapa ayah selalu murung karean tidak ada kekasih gelap
Hanya pak edi , dalam hati dan pikiran
Sekarang ayahku jagoan perokok berat
Dia sembah sujud padanya
Tiap kali mau makan diruamh ingat ibu
Mungkin seperti bj habibie
Yang setia sampai mati






Bayangan setengah badan

Hilang rasanya kenikmatan hidup
Aku duduk dibawah kolong jempatan
luka dan tetanus menemani aku dalam kegelapan jiwa
ah… kata orang aku pengidap kusta
badan tak bisa mengakat anggota tubuh
jiwaku mati suri

oh Tuhan begini , kau menjatuhkan aku manusia merana ini
harapan aku hanya pasrah
bila anak-anak nanti, tak disampingku peliharalah Tuhan
pusaran dan nisan telah menyambut badanku yang rentang ini


celengan para pejabat
itu sebuah pengkhianatan rakyat
rakyat harus bak unta masuk lubang jarum
inikah namanya keadilan Indonesia
hati nurani mereka tertutup oleh uang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar