Kamis, 01 Juli 2010

Take off
Oh bangsaku tak bisa take off dari korupsi
Rasa malu dan bahagia selalu katakan tidak take off
Rumah rakyat telah dihabisi oleh rayap yang menelan habisan uang
Jujur go not coruption, negaraku pemboros anggaran
Umbel jaman modern sungguh menjijik jiwa
Jonut is telanjur menelan habis-habisan kuril pembunuhan sambe nyawa
Rujukdemi rujuk penuh kuliah meracang infeksi





Politik balas budi
Karya bapak harus di balas sama uang, tak cuma anak harus nurut sama bapak.
Boss gendut tak mau menyewa kasur di taman indah.
Bisakah itu racun mencurigai anak semata wayah, bila dikau ayah kau baik hati dan jujur dalam pilkada
Uang upal pun menari-nari dalam diri sang bapak, gayus patih penuh romantis dalam sekejap bisa keluar masuk penjara
Hukuman bagi dia bagaikan, sandang papan yang sudah melebihi kodrat
Tuhan pun tidak mau melebih kodrat politisi bapak dan anak
Kericuhan anak buah bapak dan anak mengingatkan surat sebelah maret atau sebelah mata bapak anak yang picek
Hu……. Guling bantal sarung jadi lomba tujuh belas agustus dan ramadhan penuh takwa dan di ridhoi Tuhan dan uang
Bisik-bisik telur telah menetas sekali tiga kali uang
Nafsu tak bisa ditawarkan oleh keadilan apalagi, air tawar dan teteh bukan tea manis itu saru
Buyiing melawat si sakit penuh katrok











Sahaya
Indah dunia memandang
Cinta itu embun pagi
Saat menuai dan mempanen harapan pada hari akan datang
Tuan pun akan menjawab dengan keiklasaan
Ufuk dari timur bergetar dengan iramanya
Sahaya memuji Tuhan
Di mana cinta yang kau letakkan bagi yang hilang sebutir mutiara
Dipuncak sana , ada dikau berbuat nan bijak
Putri bidadari sahaya menggandeng pangeran sambil melambaikan tangan dan tersenyum






Nama
Itu sebuah lukisan indah
Jawaban dari sebuah keiklasan
Haluan airmata orang tua

Oh nama
Harapan setiap jaman
Jika nanti jalan akan tiba
Juga waktu akan jemput
Buih sebuah kehidupan
Cinta dan kasih orang tua
Itu nama




Lukisan hulubalang
Keejaan terkenangan sampai selamanya
Kehidupan penuh perjuangan yang tak bisa di beli
Harga diri seseorang yang penuh teka-teki
Bila usia telah rapuh sudahllah pensiun dari kerja
Insan manusia hanya ikatan cinta dan tumpuan hidup
Kermurnian hati tak bisa berseturu perang
Hambar rasanya
Siapakah ? jiwa yang memukau untuk selamanya
Dera dan tangisan hanya angin lalu saja
Hukuman akan tiba saatnya
Hati nurani penuh makna
Hikayat lukisan akan terjaga selamanya
Sehidup semati hanya sebuah dongeng belaka
Pujian dan taruhan nyawa bagaikan barang tergadaikan selamanya
Dokumen kehidupan pasti akan sirna
Kepiluan hanya secerca kertas putih di tengah tiang berkabut
Belasungkawa itu pukauan hati manusia
Luka batin berjalan di tengah rel derita makin jalan
Iman bagaikan obor abadi yang meneruskan hakekat seorang manusia cucuran air mata menuruni lembah kehidupan bela
Kasih Tuhan menyapaikan kabar sukacita abadi
Dimana lukisan itu berpijak? Dimana damai itu ada selamanya
Hasil mungkin bagaikan embun yang menawar damai itu nyata
Ku tengok belakang penuh hirup-pikuk kehidupan yang penuh tangisan dusta dunia
Dunia telah mempermalukan kita
Mari kita bersama menjaga hati dan rasa hormat pada Empunya
Sepengal kata akan tak bisa mengadah ke atas
Silau cahaya dari surga abadi penuh kemulian dan makna mendalam
Damai itu kata yang paling mahal di hati manusia




Wanita berjilbab
Cahaya kesucian mengalir dari raut wajahnya
Kesolehan menanti diwaktu akan datang
Sang Suami menunggu di pintu gerbang
Allah melintas dalam hati dia
Tak seorang pun mengerti hal ini
Keluhuran seorang wanita muslim memukau dalam jiwa dan raganya
Nama Allah akan dia Ingat sepanjang waktu
Tak pernah dia lepas berjilbab
Hasrat untuk taat pada Allah makin mendekati sempurna
Aqurlan penggangan setiap hari saat setiap hari menghadap Allahnya
Beriktiar pada suami dan Allahnya





Ranjau hati manusia
Ranjau hati manusia itu terselubung dan berkobar-kobar diatas angin membisu
Tak ada damai
Pupuslah manusia dalam dunia
Hawa nafsu lah pemimpin mereka
Kehidupan manusia penuh bumi berputar balik
Tak sepadan dengan jalan waktu dari Surga abadi
Jiwa terkurung dalam buih nafsu
Kain ungu merenda-renda dalam hati manusia
Kekejian bekerja sama insan manusia
Tak cukuplah iman menghardik jiwa yang tak bisa kembali lagi
Hanya penyesalan beriringan
Hukum akan tiba dalam kematian hati manusia
Kematian hati manusia hanya belaka saja
Mengertak hati manusia dalm gurun gelap gulita
Ketulusan dan keiklasan hati adalah jalan keluar



Kolbu
Harta paling mahal
Orang saleh lah yang empunya
Bila kolbu terjurang dalam dekapan setan, Tuhan tidak membiarkanya
Itu sebuah kerinduan pantastik
Bila kolbu segar sesegar udara pegunungan, itulah rahmat dari Tuhan
Tak punya hasrat untuk menodai dengan dosa nekara dan kejahatan dunia
Jangan kau bunuh kolbu ku
Betapa indah kolbu berdoa pada Tuhannya






Matahari berpulang
Harapan hilang
Drama anak manusia tak ada hari esok
Kenangan telah mati dalam pelukkan bumi
Bunyian telah menjadi dangkal
Jiwa terseok-seok telah menjadi bubur
Kehangatan makin menjawab hati iman manusia
Kepiluan adalah sebuah hasrat kehidupan belaka
Betapa durjana hati kita saat matahari menyayangi kita
Tak syukur dalam semua , hanya kemarahan memenuhi hati kita
Reputasi kita telah hilang dalam waktu akan datang
Keirian hati kita penyebanya dari semua itu
Kita tak bertanggung jawab mengapa terjadi matahari berpulang?
Secepat petir menyambar hati kita
Alam akan menghukum hati manusia tak peranh bertobat
Tak ada kegembira dalam palungan hidup manusia
Tak puja-puji melangkah kedepan
Hanya neraka mecintai hati busuk




Sesuap nasi
Harapan kita semua
Tak teruraikan kata maupun ketulusan
Jujur saja kita sering mencabik-cabik sesuap nasi
Harga diri kita menuaikan protes pada pemulung dan busur lapar
Kenistaan telah melanda sosial munafik
Kejayaan pedang dan hukum penuh darah orang papa
Betapa biadab hati kita melawan hak orang papa
Sungguh ironis tedangan kita penyebabkan orang haus akan bahagia
Waktu pun hanya melambaikan harga dan jabatan saja
Niscaya Tuhan akan bertindak pada haluan kerendah hati manusia







Musim bertobatan
Alam makin menyising pada kita
Kehancuran harta benda kita bak tak bertuah
Tangisan hanya sepenggal harta menemani kita
Angin sepoi-sepoi menghatui jiwa yang tak berdosa
Kemurkaan alam hanya senjata ampuh bagi kita
Hidup-mati kita bagaikan air tawar
Gelisahan hati melukai jiwa
Hirup-pikuk alam niscaya mengubah hati anak manusia
Waktu dan harapan akan bergandeng tangan dengan kita
Hakekat manusia baru , menopang kehidupan nyata






Mantol kehidupan bercinta
Mincis mata memandang dari sana
Pelukan cinta itu lebih I fully
Jutaan anak manusia perlu berlaras cinta
Ufuk timur bercerita tentang anak manusia
Bibir dan mata bersenadung syair –syair muara hati
Jiwa dan hati tenggelam dalam samudra cinta
Alangkah indahnya mantol kehidupan bercinta menutupkan aura cinta
Betapa hangatnya cinta itu jika berseteru selamanya
Nurani siapakah? Yang mau mengunakan mantol kehidupan bercinta
Andai taulandan bersyukurlah pada Allah Maha esa
Jika aku tahu sejak dulu mungkin bumi akan berdamai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar